Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Perlu Merasa Khawatir

15 Oktober 2020   21:20 Diperbarui: 15 Oktober 2020   21:28 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawatir (sumber: halodoc.com)

Menurut penelitian  kekawatiran telah menekan dan menggoncangkan jiwa berjuta-juta orsng di seluruh dunia. Menurut psra ahli jiwa rasa kawatir yang berlebihan dapat menimbulkan oenyakit sulit tidur karena merasa tertekan. Contoh kejadjzn saat ini Anda kawatir terpapar Covid-19.

Rasa kawatir sangat mempengaruhi pada aspek kehidupan manusia. Di kalangan rakyat kecil kekawatiran yang paling sering muncul adalah seputar kebutuhan sehari-hari (kebutuhan pokok), kebutuhan kesehatan dan kebutuhan hidup di mada mendatang

Bila ada rasa kawatir pada diri Anda, entah mengenai pekerjaan, masa depan atau keutuhan keluarga Anda. Janganlah rasa kawatir ini menguasai pikiran Anda.

Gina menghilangkan rasa kawatir, bekerjalah dengan giat, rajin dan penuh tanggung  Jalani hidup dengan penuh ucapan syukur setiap hari. Jika Anda melakukannya, maka ketenangan batin akan muncul atau dirasakan dan lihatlah banyak hal baik akan ikut hadir dalam hidup Anda.

Mengapa Anda tidak perlu kawatir menjalani hidup ini? Langkah apa yang perlu dilakukan saat Anda  mengalami perasaan kawatir yang berlebihan? Karena rasa kawatir hanya akan menimbulkan keresahan dakam hidup Anda. Keluarlah dari rasa kawatir Anda, majulah terus dan songsongkah rasa bahagia Anda.

Menyitir dari Rick Warren, rasa kawatir hanya akan membuang energi secara sia-sia. Kawatir tidak dapat mengubah masa lalu, sekarang maupun masa depan. Kawatir juga tidak mampu memperbaiki masa depan. Kawatir hanya akan nrmbuat hidupmu lebih menderita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun