Bila ada orang yang mengatakan bahwa penderitaan itu menular, maka kebahagian juga bisa menular. Untuk memudahkan pemahaman, simaklah kisah berikut ini.
Ada seorang pemuda pekerja yang pergi ke tempat kerjanya dengan naik taksi dsring. Setelah diantar ke tempat kerjanya, ia membayar dengan uang 50 ribuan, padahal ongkos taksinya hanya sekitar 41 ribu Rupiah. "Sisanya buat Bapak saja", katanya sambil tersenyum dan membuka pintu.mobil serta berjalan meninggalkan taksi tersebut.
Pengemudi taksi merasa bahagia, ia dapat uang lebih untuk sarapan paginya. Iapun berhenti dan masuk ke warumg makan dan memesan nasi pecel dengan tambahan lauk telur ceplok. Selesai sarapan dua membayar dengan uang 20 ribuan. Masih ada kembalian 2 ribu Rupiah yzng dia berikan ke penjual nasi pecel untuk uang jajan anaknya di sekolah. Penjual pecel merasa bahagia karena mampu memberi bekal uang jajan pada anaknya.
Anak penjual pecel merasa bahagia karena hari itu dapat pergi ke sekolah dengan bekal uang jajan. Saat jam istirahat dia pergi ke kantin sekolah dan membeli dua roti, yang dia bagikan ke temannya yang tidak membawa bekal dan tidak menerima uang jajan dari orangvtuanya. Teman anak penjual pecel itu juga merasa bahagia hari itu.
Dari kisah diatas dapatlah Anda ambil kesimpulan bahwa kebahagiaan akan menular. Dari mulai pemuda pekerja, Bapak pengemudi taksi, penjual pecel, anak penjual pecel hingga teman sekolah anak penjual pecel, semuanya merasa bahagia. Kebahagiaan yang diberikan oleh pemuda pekerja menular kemana-mana. Memang kebahagiaan itu menular.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H