Dhave Danang Puspita juga seorang Kompasianer. Setiap tulisannya selalu disertai foto yang sangat mendukung. Hobinya ini dilakukan saat dia harus melakukan penelitian, sebagai salah satu tugasnya sebagai dosen Biologi.
Saat komunitas Kampret masih bergabung dengan Kompasiana, Dhave juga aktif sebagai kontributor pada kegiatan Kampret.
Menurut Dhave, memotret adalah kegiatan untuk mendokumentasikan obyek yang kita alami maupun subyek dalam bentuk imaji. Obyek potret ditentukan oleh subyek, apakah akan bersifat dokumentasi pribadi, selfie atau welfie.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh subyek adalah apakah foto disajikan secara landscape (memanjang) atau portrait. Â Saat memotret harus diperhatikan sifat foto, apakah bersifat human interest, street photography, Â atau kuliner.
Untuk setiap pemotretan tingkat kesulitan tergantung lokasi dan waktu, tergantung obyek yang dipotret, tergantung peralatan fotografi, tergantung pengalaman si pemotret dan tergantung keberuntungan si pemotret.
Dalam setiap pengambilan foto, untuk menghasilkan foto yang baik, maka Anda harus mempunyai target yang akan di foto, perencanaan perjalanan, eksekusi dan kurasi. Â
Bila ingin memotret perjalanan, misal ingin mengambil foto pemandangan dari udara, maka Anda harus cukup rewel saat memilih tempat duduk di pesawat. Yang pasti tempat duduk harus di dekat jendela (window).
Anda juga harus mampu memperkirakan kapan kiranya pesawat akan melewati obyek yang ingin Anda potret sehingga tidak terlewat. Foto seperti ini misalnya untuk memotret pemandangan Raja Empat, foto kondisi pertambangan di hutan atau foto cara mendulang emas di sungai.
Pada dasarnya sebuah foto harus sanggup berbicara dan bercerita, demikian Dhave berpesan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H