Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Paman Google Tidak Selalu Lebih Canggih daripada Orangtua

17 September 2020   19:47 Diperbarui: 17 September 2020   19:53 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengajari anak (sumber: hellosehat.com)

Pada era pandemi Covid-19, selain orang tua bekerja dari runah (work from home), anak usia sekolah juga harus belajar dari rumah atau lebih dikenal dengan PJJ (Pembelajsran Jarak Jauh). PJJ ini bahkan sempat melahirkan istilah yang hampir memperkeruh keluarga dosen saat ditanya oleh mahasiswinya "Pak, kapan kita kelon?" Kelon disini sdalah kependekan dari kelas online.

Nah, karena Anda sebagai orang tua kini bekerja di rumah, Anda tentu sering mendapat pertanyaan dari anak-anak Anda. Jauh lebih sering daripada saat Anda masih bekerja di kantor atau tempat kerja.

Pertanyaan dari anak-anak ini dapat berupa pertanyaan singkat mengenai istilah yang anak Anda kurang mengerti atau bisa hingga membuat sebuah makalah. Materi pertanyaan juga bermacam-macam dari bahasa Indonesia hingga matematika, dari ilmu agama hingga sejarah. Dari  main musik hingga menggambar.

Bila pertanyan yang ditanyakan mengenai ilmu bumi, sejarah atau biologi tentu dengan mudah Anda tinggal bertanya pada paman Google atau Google Search Engine. Namun bila yang ditanyakan soal matematika atau fisika, paling Anda hanya bisa bertanya pada paman Google untuk menemukan rumus-rumus atau menyegarkan ingatan Anda pafa teori-teori matematika dan fisika. Anda harus dengan sabar mengajari anak Anda kiat-kiat dan teknik menyelesaikan soal ilmu pasti. Google pasti tidak bisa membantu Anda secara maksimal.

Belum lagi untuk pelajaran yang sifatnya seni dan budaya, seperti bermain musik, menyanyi, tari, menggambar atau mengarang, tentu Anda sebagai orang tua lebih canggih dari Google Search Engine. Anda dapat memberikan bimbingan kepada anak berdasar pengalaman yang Anda miliki. Tentunya berdasar pengalaman seni dan budaya yang Anda miliki. Sampai saat ini penulis belum melihat IOT (Internet of Thing) yang sanggup menggantikan peran orsngtua

Pelajaran yang sifatnya berupa tugas, juga tidak dapat ditanyakan kepada Google. Orang tua tentu kebih memiliki pengalaman untuk memberi contoh kepada anak-anaknya. Contoh sikap kewiraswastaan (entrepreneurship), Anda pasti lebih canggih dibandingkan komputer.

Belum lagi bila pelajaran agama tentu Google tidak akan mampu memberikan bimbingan keagamaan sedalam orangtua. Pengalaman hidup Anda tentang agama akan jauh lebih tepat untuk membimbing anak Anda daripada siapapun. Sehingga dengan bimbingan agama yang tepat, anak Anda akan memiliki moral dan ahlak yang kuat. Karena tidak sekedar pelajaran, Anda dapat menunjukkan contoh tindakan secara langsung atau konkret.

Jadi, siapa bilang orang tua kalah canggih dibandingkan Google? Kalau dalam beberapa hal yang sifatnya data mungkin orangtua kalah, namun dalam banyak hal orangtua pasti lebih unggul. Percayalah !

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun