Ada jargon di kantor  hukum nomor satu "Boss selalu benar" dan hukum nomor duz "Bila Boss salah, lihat hukum nomor satu". Apakah hal ini bisa danggap valid? Memang pada umumnya Boss jarang yang berani mengakui kesalahannya secara langsung. Apalagi bila harus mengakui kesalahan di depan ruang rapat yang dihadiri banyak stafnya. Kebanyakan Boss minta maaf di belakzng layar dihadapan salah satu bawahannya saja. Mungkin karena Boss tidak pernah mau kehilangan muka didepan bawahannya.
Demikian pula pada pasangan suami isteri, ada hukum yang tidak tertulis bahwa isteri atau wanita selalu benar. Itulah sebabnya kebanyakan posisi toilet pria selalu disebelah kiri dan posisi toilet wanita selalu disebelah kanan. Petunjuknya juga menuliskan "Men to the LEFT. Because women alwayz RIGHT".
Kenyataanya dalam kehidupan ini ada orang yang selalu merasa benar, entah itu wanita atau pria. bisa pasangan Anda, bisa juga Boss Anda. Beruntunglah bila Anda tidak pernah bertemu dengan manusia golongan ini.
Menganggap diri selalu benar adalah suatu cara untuk melindungi diri dari perasaan bersalah atau tidak menyenangkan. Pada umumnya hal ini tertanam pada diri seseorang sejak lama sehingga ia tidak pernah menyadarinya. Penyebabnya di masa kanak-kanak orang yang selalu merasa benar ini tidak pernah memiliki rasa aman. Bila ia betsalah, ia akan selalu dicemooh dan dikritik serta dianggap bodoh. Oleh sebab itu ketika dewasa, si anak merasa dirinya selalu benar. Mungkin juga pada masa kanak-kanak orang golongan ini jarang mendapatkan pujian.
Padahal seharusnya orang harus memiliki " self esteem" bahwa sebagai manusia normal pasti akan pernah melakukan kesalahan. Bila Anda merasa memiliki sifat ingin selalu benar, sebaiknya segera melakukan koreksi diri. Karena manusia itu tidak sempurna, jadi pasti pernah melakukan kesalahan.
Kiat untuk menghadapi orang yang selalu merasa benar adalah harus bersabar. Karena makin Anda memojokkan dia dengan kesalahannya dia akan makin bertahan. Mengalahlah untuk menang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H