Anda pergi mengunjungi sebuah toko buku atau toko DVD guna mencari buku atau DVD tentang kiat membentuk keluarga bahagia. Ironisnya, saat Anda bertanya ke petugas Layanan Pelanggan dijawab tidak ada atau kalaupun ada di bagian Dongeng atau Fiksi.
Memang membentuk keluarga bahagia itu tidak mudah. Anda seorang ayah yang penyabar namun isteri Anda sangat cerewet selalu menyalahkan setiap keputusan dan tindakan Anda. Ditambah lagi pertikaian yang selalu terjadi antara ibu Anda dan isteri Anda. Masih ditambah dengan anak yang selalu menuntut kemauannya dipenuhi.
Atau, Anda seorang ayah pekerja keras dengan isteri yang bijak. Anak yang rajin dan saleh, namun rumah tangga goncang gara-gara Anda tergoda oleh kemanisan sekretaris Anda di kantor.Â
Atau, pasangan suami isteri hidup rukun, tiba-tiba terjadi musibah, anak Anda terlibat pesta LGBT. Atau, keluarga hidup nyaris sempurna tiba-tiba anak menderita penyakit yang tidak ada obatnya. Atau, hidup keluarga yang semula tenang berubah menjadi "panas" gara-gara gossip adik ipar sehingga akhirnya muncul pertikaian.
Banyak orang akhirnya terkena depresi karena cita-citanya untuk membentuk keluarga bahagia tidak dapat menjadi kenyataan.
Apakah Anda menyadari bahwa semua manusia dilahirkan tidak sempurna? Hendaknya manusia yang masing-masing memiliki keunikan bisa saling mengisi guna membentuk keluarga bahagia dengan saling mengisi. Suami menutup kekurangan isteri, isteri memberikan dukungan atas tindakan suami. Ayah mengajarkan matematika dan semangat hidup pada anak-anaknya. Ibu mengajarkan kelembutan dan budi pekerti pada anak-anaknya.
Siapa yang harus menyiapkan diri untuk membentuk keluarga bahagia? Ya tentu anggota keluarga sendiri. Bila Anda bekerja pada sebuah perusahaan, Anda tidak suka dengan boss Anda, dengan mudah Anda bisa pindah kerja. Bila Anda tidak sepaham dengan seorang teman, Anda dapat mencari teman baru atau kalau meminjam istilah di laman Facebook, Anda bisa melakukan "unfriend". Namun Anda tidak bisa meninggalkan isteri Anda, karena bercerai itu bukan solusi terbaik. Anda juga tidak bisa membuang anak Anda sebejat apapun perilakunya.
Ujungnya, masih adakah cinta dari Anda terhadap isteri. Dan pasutri terhadap anak-anak. Didasari oleh cinta sajalah keluarga bahagia dapat terwujud. Percayalah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H