Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jangan Menyimpan Sampah

5 September 2020   14:28 Diperbarui: 5 September 2020   14:53 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PSBB menyebabkan saya lebih banyak di rumah, karena perusahaan menerapkan kerja dari rumah (Work From Home). Akibatnya saya mempunyai waktu untuk lebih banyak memperhatikan isi di dalam rumah. Ternyata di lemari banyak tersimpan pakaian, sepatu dan dasi yang jarang dipakai. Selama ini pakaian, dasi dan sepatu yang saya kenakan tiap hari ya yang itu-itu saja.

Alasannya klasik pakaian, dasi dan sepatu yang sering dikenakan sangat nyaman. Lalu kenapa saya masih sering berburu pakaian, dasi dan sepatu tiap kalau berkunjung ke mall, apalagi bila sedang ada diskon pasti ada saja yang dibeli.

Sebenarnya tidak perlu menumpuk barang-barang yang sudah dibeli tetapi tidak pernah dipakai. Hal ini merupakan suatu pemborosan. Karena barang-barang itu akhirnya menjadi sampah, out of date dan menjadi usang.

Dalam kehidupanpun Anda sering masih menyimpan sampah kehidupan lama Anda. Meskipun Anda sudah berniat membuang tabiat buruk Anda, namun sewaktu-waktu masih bisa muncul, entah itu dendam, kebencian, suka memaki, suka berkelahi, sakit hati dan perbuatan buruk lainnya.

Meskipun Anda sudah berniat meninggalkan tabiat buruk Anda, namun sewaktu-waktu masih sering muncul tanpa disadari. Misal Anda sedang mengendarai mobil, lalu tiba-tiba laju kendaraan Anda dipotong oleh seorang pengendara sepeda motor, maka secara spontan Anda akan membuka pintu mobil dan memaki pengendara sepeda motor itu.

Tabiat lama yang buruk benar-benar dapat ditinggalkan namun sangat sulit. Sama halnya dengan barang-barang yang tidak pernah Anda pakai namun tetap tertumpuk di dalam lemari Anda. Hanya tekad yang kuat dan waktu yang dapat memperbaiki tabiat Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun