Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Perangkap Sibuk

4 September 2020   22:45 Diperbarui: 4 September 2020   22:55 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sibuk (sumber: idntimes.com)

Pertanyaan apakah yang dapat membuat orang merasa jengkel? Pertanyaan "Apakah Anda ada waktu untuk berbincang dengan saya?" Jawab yang paling mengesalkan adalah saya sedang sibuk, saya super sibuk.

Koran The New York Times pernah memuat tulisan tentang "The Busy Trap" atau Perangkap Sibuk. Dalam tulisan itu dibahas apa jawaban atas pertanyaan " Bagaimana kondisi Anda?" Jawabannya selalu "agak sibuk", "super sibuk atau "sibuk sekali". Bahkan saking sibuknya satu  dari  empat orang Amerika pergi ke toilet pasti sambil membawa ponselnya. Karena kawatir ada panggilan telepon penting yang harus diterima dan dijawabnya.

Padahal orang memiliki kemampuan untuk mengatur waktunya dan menghilangkan hal-hal yang tidak penting. Bahkan tiap-tiap orang masih memiliki ruang untuk mengisi jadwal aktivitasnya dari kepadatan aktivitas yang sudah teragendakan.

Banyak orang sibuk dengan aktivitasnya sendiri sehingga tidak sempat bersosialisasi. Kesibukan itu akhirnya menyusahkan diri sendiri. Padahal orang dapat memilih pekerjaan yang benar-benar penting sehingga Anda terbebas dari kesibukan.

Hanya pekerjaan yang benar-benar luhur dan berharga yang harus Anda jalankan atau kerjakan.

Seseorang yang disebut bebas adalah orang masih memiliki kesibukan, namun orang ini tidak dicengkeram oleh kesibukan. Karena sibuk tidak sama artinya dengan produktif.

Bagaimana supaya Anda tidak masuk dalam jebakan sibuk? Mulailah menyusun semua tugas-tugas Anda, lalu menentukan prioritas. Karena yang diprioritaskan ini yang paling penting dan harus dikerjakan lebih dulu. Dengan adanya prioritas, Anda dapat mengurutkan dari tugas terpenting hingga tugas yang kurang penting, yang akhirnya bisa diabaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun