Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlukah Memiliki Ambisi?

16 Agustus 2020   16:49 Diperbarui: 16 Agustus 2020   16:45 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ambisi (sumber: idntimes.com)

Bagi kebanyakan orang, ambisi lebih berkonotasi negatif. Ambisi sering disebut menunjukkan keegoisan seseorang. Ambisi itu sebenarnya perlu asal jangan kelewatan. Orang perlu memiliki ambisi agar dapat mencapai tujuannya. Meski kebanyakan orang setelah tujuannya tercapai, akan dinaikkan lagi tujuannya.

Orang biasanya tidak pernah puas. Bila sudah mencapai tujuannya, pasti akan menaikkan ke tujuan yang lebih tinggi lagi. Contohnya, bila hari ini berhasil menaklukkan puncak gunung Salak, maka akan timbul niat baru untuk menaklukkan gunung Semeru, atau semula tujuan membeli sepeda motor, setelah motor terbeli ingin memiliki sebuah mobil.

Ambisi itu tidak pernah ada akhirnya. Bisa digambarkan seperti seseorang yang sedang berjalan atau berlari pada mesin treadmill, dia berjalan atau berlari seakan tanpa ujung.

Contoh kasus yang paling gamblang untuk menggambarkan ambisi adalah Alexander the Great. Sejak muda dia telah berperang menundukkan negara-negara disekitar kekaisarannya hingga kekuasaannya terbentang dari Yunani hingga India. Pada suatu hari di tendanya dia mengeluh " Sudah tak ada negara lagi yang mesti ditaklukkannya".

Padahal ambisi itu seharusnya ada batasnya. Anda harus mempertimbangkan segala risiko sebelum meningkatkan ambisi Anda. Apakah saat meningkatkan ambisi Anda harus ada hal lain yang dikorbankan. Jika integritas Anda dan keluarga Anda harus dikorbankan sebaiknya hentikan ambisi baru Anda tersebut.

Sebelum meningkatkan ambisi Anda sebaiknya harus merenungkan dulu ambisi ini untuk kepentingan Anda sendiri atau orang lain. Apakah ambisi ini akan berlawanan dengan integritas Anda dan tidak dilakukan dengan menghalalkan segala cara.

Ambisi juga harus diukur apakah ada kemungkinan gagal. Bila Anda menyadari adanya kemungkinan gagal maka Anda harus menghentikannya. 

Misalnya, untuk memperluas bisnis maka Anda harus menjaminkan rumah Anda, ada kemungkinan timbul resesi ekonomi dunia sehingga perluasan bisnis gagal akibatnya rumah Anda bisa saja disita oleh bank. 

Sebelum hal ini terjadi Anda harus mempertimbangkan secara matang. Karena ambisi pada intinya adalah keegoisan yang talk pernah terpuaskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun