Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Katakan "Cukup" dan Bersyukurlah

12 Agustus 2020   19:10 Diperbarui: 12 Agustus 2020   19:08 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang pada umumnya tidak pernah merasa puas karena enggan bersyukur. Bila mendapat kekayaan selalu ingin lebih kaya, bila sudah cantik tetap merasa kurang cantik. Meski sudah kaya tetap saja berambisi untuk memperoleh tambahan kekayaan hingga melupakan anak dan isteri, bila sudah cantik tetap saja melakukan operasi plastik, operasi hidung, operasi mata, operasi bibir hingga operasi payudara.

Semua kejadian diatas sama halnya dengan kisah seorang petani yang tiba-tiba mendapat hadiah baki. Setiap baki itu diisi air, airnya akan berubah menjadi emas. Petani itu sangat senang dan memenuhi rumahnya dengan emas

 Namun ia tidak pernah puas, ia tidak pernah merasa cukup dan terus menambah koleksi emasnya, hingga akhirnya ia harus mati tertimbun emasnya sendiri.

Sifat manusia memang tidak pernah puas. Kadang tidak pernah paham kapan harus mengatakan "cukup" pada diri sendiri.

Yang perlu disadari keserakahan tidak melulu pada harta saja, kadang orang memburu pangkat dan kedudukan hingga menelantarkan keluarga dan kesehatannya sendiri. Orang terus berupaya untuk menjadi terkenal.

Padahal keserakahan tidak pernah menghasilkan sesuatu yang indah. Kunci untuk mengalahkan keserakahan hati adalah bersyukur. Itulah sebabnya Anda harus selalu mensyukuri apa yang telah diperoleh.

Kejarlah cita-cita setinggi langit, namun jangan mengorbankan sesuatu yang berharga bagi Anda. Dan, selalu ingatlah untuk berkata "cukup".

Mampukah Anda selalu bersyukur atas segala hal yang telah Anda dapatkan? Dan mampukah berkata "cukup" pada saat mengejar ambisi dan cita-cita Anda? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun