Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Hal yang Tidak Terlihat

24 Juli 2020   19:02 Diperbarui: 24 Juli 2020   20:09 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spion (sumber: liputan6.Com)

Siapapun Anda, entah jago bulutangkis, tenis, atau bela diri pasti memiliki pelatih. Pernahkah Anda membayangkan bila Anda harus menghadapi sang pelatih, siapa yang akan memenangkan pertandingan ? Pasti Anda bukan, karena Andalah sang jagoan di bidangnya. Kenapa Anda harus memiliki pelatih padahal pelatih tersebut pasti mampu Anda kalahkan? Juara bulutangkis setaraf  Rudy Hartono Kurniawan juga tetap perlu pelatih. Petenis sekaliber Serena William juga perlu pelatih. Demikian pula juara dunia timju sekelas George Foreman atau Mohamad Ali juga masih memerlukan pelatih.

Semua juara membutuhkan pelatih bukannya disebabkan pelatihnya lebih  hebat, namun karena ia memerlukan orang untuk melihat yang dia tidak dapat melihat sendiri. Hal yang sulit Anda lihat sendiri dikenal dengan istilah "blind spot".

Dalam dunia otomotif Anda juga mengenal istilah  blind spot yaitu titik yang  tidak dapat dilihat sendiri oleh pengemudi truck. Itulah sebabnya pengemudi perlu dibantu oleh kernet. Anda hanya bisa melihat dengan bantuan orang lain.

Sama halnya dalam dunia kehidupan, Anda senantiasa membutuhkan teman untuk selalu mengingatkan Anda bila Anda salah langkah karena Anda tidak menyadarinya.

Namun dalam kehidupan sama halnya dengan pertandingan, Anda harus mau menerima masukan entah itu berupa kritik atau nasehat atau teguran. Semua ini akan menyelamatkan Anda atau menghindarkan  Anda dari kekalahan dari lawan Anda dalam sebuah pertandingan.

Biarkan orang lain yang mampu melihat kelemahan Anda, yang tidak dapat Anda lihat sendiri untuk menyempurnakan kehidupan Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun