Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memacu Keberhasilan

20 Juli 2020   23:24 Diperbarui: 20 Juli 2020   23:16 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  tertinggi (sumber: m.bisnis.com)

Ingatkah saat Anda masih duduk di bangku sekolah? Tak ada seorangpun yang meminta Anda menjadi juara kelas. Namun semua orang meminta Anda belajar sebaik-baiknya agar dapat naik kelas tiap tahun.

Tiap hari Anda diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan potensi diri yang dimiliki hingga mencapai kelas tertinggi. Saat di Sekolah Dasar hingga kelas enam yang saatnya Anda menghadapi ujian guna memasuki Sekolah Menengah. Di sekolah menengah terus belajar hingga mencapai perguruan tinggi. Bahkan hingga mencapai gelar S2 atau S3.

Keberhasilan yang Anda raih adalah bagian tertinggi yang ada pada diri Anda. Bukan gelar magna cumlaude atau summa cimlaude. Jadi, dimanakah bagian tertinggi itu? Ketika Anda memberikan prestasi terbaik yang dimiliki itulah bagian tertinggi.  Itulah keberhasilan Anda.

Anda tidak perlu membandingkan pencapaian dengan orang lain sebab orang lain memiliki bagian tertinggi yang berbeda. Contohnya, kekayaan yang Anda dapatkan tidak perlu dibandingkan dengan kekayaan teman Anda karena rezeki tiap orang berbeda.

Bagian tertinggi ysng dicapai seseorang bisa saja adalah bagian terendah bagi orang lain. Karena tolok ukur keberhasilan seseorang terdapat pada diri masing-masing. Keberhasilan terbaik tergantung pada milik masing-masing.

Bagian terbaik yang dicapai adalah bagian terindah yang akan berubah menjadi kebahagiaan hidup. Bila Anda telah memberikan yang terbaik untuk kebahagiaan orang banyak itulah yang akan menjadikan Anda akan menikmati sebagai suatu kedamaian.

Anda tidak perlu bersedih pada penilaian orang lain. Anda perlu bersedih bila tidak pernah berupaya untuk mencapai yang terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun