Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Empat Siklus Pendidikan Anak

9 Juli 2020   21:26 Diperbarui: 9 Juli 2020   21:19 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendidikan anak (sumber: silabus.web.id)

Kalau diperhatikan ada empat siklus pendidikan anak dari sejak dilahirkan hingga siap menikah. Tiap siklus ini terdiri dari 7 tahun.

Siklus pertama (0-7 tahun) yang disebut sebagai zona Merah. Pada siklus pertama.ini janganliah terlalu banyak melarang dan memarahi anak, Karena saat itu otak kanannya sedang berkembang.

Siklus ke dua (7-14 tahun) disebut sebagai zona Kuning, dimana Anda harus berhati-hati dalam mendidik anak. Saat ini Anda harus melatih anak agar mampu mandiri, sanggup mengurus dirinya, melakukan pekerjaan di rumah (seperti mencuci pakaian, mencuci piring, menyeterika, dll. Kemampuan mandiri akan sangat berguna bagi masa depannya.

Siklus ke tiga (14-21 tahun) adalah zona Hijau. Anak Anda sudah waktunya untuk dilepas dan tidak terlalu banyak diproteksi. Pada siklus ini perlakukan anak sebagai seorang teman.

Dan siklus ke empat (21-28 tahun) yang disebut sebagai zona Biru, Anda harus siap-siap merelakan sang anak untuk meninggalkan Anda. Persiapkan anak Anda untuk bekerja menurut passionnya , untuk menikah dengan pasangan pilihannya sendiri. Sang anak telah menjadi pemimpin, jadi Anda tak perlu memberi pengarahan lagi.

Terdapat sedikit perbedaan antara anak laki- laki dan perempuan. Pada anak perempuan keseimbangan otak kanan dan kirinya lebih cepat berkembang. Itulah sebabnya anak perempuan tampak lebih cepat dewasa, bahkan pada usia sekitar 7 tahun.

Keseimbangan otak kanan dan otak kiri pada anak laki-laki terjadi saat berusia 18 tahun. Karena anak laki-laki dipersiapkan untuk menjadi pemimpin (leader)  yang mampu mengambil keputusan. Sifat kreatif dan explorasinya memerlukan cukup waktu dalam pembentukannya. Melalui banyak pengalaman anak laki-laki akan mampu mengambil keputusan tepat dengan tenang.

Sedangkan anak perempuan pada umumnya lebih dipersiapkan sebagai pengatur atau manajer yang harus bekerja secara teratur dan teliti.

Jangan terlalu sering memarahi anak, Anda harus berkomunikasi secara efektif seperti merangkul pundak, membelai tulang punggung dan mengusap kepala. Dengan sentuhan akan ada gelombang yang akan mencapai otak sang anak, sehingga sel-sel cintanya tumbuh subur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun