Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Tidak Perlu Harus Tertinggi

26 Juni 2020   19:31 Diperbarui: 26 Juni 2020   20:33 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filosofi Jawa (sumber: jbkjery.com)

Banyak orang tua yang kecewa bila anaknya hanya mendapat predikat ranking ke 10 di kelasnya. Tetapi orang tua akan sangat bangga apabila anaknya mendapat predikat juara kelas atau ranking pertana di kelasnya. Akibatnya orang tua akan selalu memacu anaknya dengan banyak pelajaran tambahan seperti les-les disepanjang hari dari mulai bahasa Inggris, matematika, fisika hingga mekanika.

Anak dipaksa harus mampu masuk ke kelas A atau dulu dikenal dengan istilah Pasti Alam (Paspal) bahkan bila anaknya mendapat golongan Sosbud (Sosial Budaya) dipaksa harus tinggal kelas alias harus mengulang satu tahun lagi dikelas yang sama dengan harapan dapat mengatrol nilai-nilai sehingga berhasil masuk ke Paspal.

Golongan Paspal sangat diminati karena bila melanjutkan ke perguruan tinggi dapat memilih semua jurusan, sedangkan Sosbud tidak dapat memilih jurusan Kedokteran atau Teknik.

Orang Jawa juga mengenal filosofi "Ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo" yang artinya jangan lupa, jangan sombong, jangan memaksakan kehendak karena kehidupan hanya meminta Anda melakukan yang terbaik yang dapat Anda lakukan pada setiap langkah kehidupan.

Anda selalu diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, jatuh dan bangun kembali, sedikit merugi untuk meraih keuntungan besar sesudahnya. Setiap orang mendapatkan kesempatan untuk mencapai titik puncaknya masing-masing. Sebab setiap orang memiliki capaian yang berbeda.

Ada orang yang dilahirkan untuk menjadi juara All England 7 kali berturut-turut  seperti Rudy Hartono Kurniawan. Ada orang yang dilahirkan untuk menjadi konglomerat, bahkan orang terkaya di dunia aeperti Bill Gates pemilik Microsoft. Tetapi ada pula orang yang dilahirkan untuk sebagai karyawan rendahan padahal tiap hari ia sudah bekerja dengan rajin dan jujur.

Dalam teori kehidupan Anda tidak perlu nembandingkan pencapaian Anda dengan pencapaian orang lain karena bagian tertingginya berbeda. Yang paling penting adalah apakah Anda sudah memberikan yang terbaik yang dapat dilakukan.

Anda tidak perlu merasa rendah diri karena penilaian orang, tetapi bersedihlah bila Anda belum mampu berupaya mencapai yang terbaik yang dapat Anda lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun