Dalam pidato perdana paska pengucapan sumpah jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI pada acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI, hari Minggu 20 Oktober 2019, Presiden RI Joko Widodo kembali mengajak seluruh rakyat Indonesia kerja, kerja dan kerja lagi.
Ada lima prioritas kerja yang harus dikerjakan demi mencapai Indonesia Maju yakni :
1. "Pembangunan Sumber Daya Manusia, rakyat Indonesia harus menjadi pekerja keras, dinamis, terampil serta mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi."
Rakyat Indonesia harus kuat tidak boleh labil, percaya diri, serta memiliki keahlian di bidangnya. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
2. "Pembangunan infrastruktur akan dilanjutkan, guna menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi, juga memudahkan akses ke kawasan wisata, yang tentunya akan menyerap banyak lapangan kerja."
Agar rakyat dapat memasarkan hasil produksinya, baik hasil pertanian, perkebunan, karya seni dan lain-lain perlu sarana angkutan yang baik dan hal ini diwujudkan dalam pembangunan infrastruktur.Â
Pembangunan infrastruktur juga difokuskan pada akses ke lokasi wisata, agar wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara dapat dengan mudah dan efisien mencapai lokasi wisata. Pembangunan infrastruktur diharapkan diikuti kesigapan rakyat untuk menangkap peluang, aspek ini sekaligus akan mampu mengurangi kemiskinan.
3. "Menyederhanakan regulasi dan menerbitkan dua UU yakni UU Cipta Lapangan Kerja dan UU Pemberdayaan UMKM, yang merevisi beberapa UU yang menghambat penciptaan lapangan kerja dan menghambat pengembangan UMKM".
Banyak UU yang dinilai tumpang tindih dan tidak efisien sehingga menghambat, itulah sebabnya Presiden mengusulkan dua UU baru yang diharapkan dapat menyelesaikan dua hal penting guna memajukan kehidupan bangsa Indonesia.
4. "Penyederhanaan birokrasi, eselon I sampai dengan IV harus dipangkas cukup dua tingkatan saja. Utamakan keahlian dan kompetensi".
Birokrasi yang terlalu panjang dinilai terlalu rumit dan sudah saatnya dipangkas. Caranya dengan memasukkan orang-orang yang sesuai dengan kompetensinya.
5. "Melakukan transformasi ekonomi, dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang memiliki nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa dan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia".
Ketergantungan pada sumber daya alam dinilai berbahaya, karena suatu saat sumber daya alam akan habis. Rakyat Indonesia harus memiliki daya saing baru yang memiliki nilai tambah, bila hal ini dapat diciptakan maka tujuan kemakmuran dan keadilan sosial akan dapat diwujudkan pada negeri ini.
Ke lima prioritas ini bisa terlaksana bila didasari pada:
- "Inovasi Indonesia Maju, harusnya inovasi bukan hanya pengetahuan. Inovasi adalah budaya".
Rakyat Indonesia tidak hanya mampu menguasai pengetahuan saja, tetapi harus mampu menjadikan inovasi menjadi budaya.
- "Orientasi Indonesia Maju, mendobrak rutinitas, meningkatkan produktivitas menjadi prioritas. Jangan bekerja berorientasi pada proses, tetapi harus berorientasi pada hasil yang nyata".
Dulu banyak hal yang diikuti terus menerus dari tahun ke tahun, harus ada keberanian untuk mendobrak rutinitas, harus berani melakukan diferensiasi. Jangan menjalankan dan melaporkan program dari prosesnya saja, tetapi harus dilihat hasilnya benar-benar bermanfaat bagi rakyat.
- "Birokrasi harus melayani rakyat, birokrasi tidak sekedar "sending-sending" saja, tetapi harus "making delivered". Tugas birokrasi itu mrnjamin agar manfaat program dirasakan oleh masyarakat".
Mengacu pada aplikasi yang banyak diminati dan digunakan masyarakat yakni WhatsApp (WA). Presiden memberikan contoh bila Anda mengirimkan pesan melalui WA, akan terlihat tanda contreng satu yang artinya "sent" dan contreng dua yang artinya "deliver". Pesan memiliki nilai bila sudah terdeliver, kalau masih berstatus "sent", pesan belum diketahui oleh orang yang Anda tuju.
- "Bonus demografi kesempatan besar membangun Sumber Daya Manusia unggul, penduduk usia produktif jauh lebih tinggi dibandingkan usia tidak produktif. Kesempatan ini harus menjadi tantangan besar, untuk menyediakan kesempatan kerja bila kita sanggup membangun sumber daya manusia yang unggul".
Bonus demografi tidak hanya disyukuri saja, namun harus benar-benar dimanfaatkan menjadi peluang guna memajukan bangsa.
Setelah menghaturkan terima kasih pada mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, lembaga-lembaga negara, jajaran aparat pemerintah, TNI dan Polri serta seluruh komponen bangsa, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh rakyat Indonesia berkomitmen:
"Pura babbara' sompekku ...
Pura tangkisi' golikku ..."
"Layarku sudah terkembang ...
Kemudiku sudah terpasang ..."
Kita bersama
Menuju Indonesia maju !!!
(Di petik dari pidato perdana Presiden RI Joko Widodo 20 Oktober 2019).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H