Program atau event Samber THR 2018 yang dinilai sukses, yakni memberikan tantangan kepada Kompasianers untuk rajin menulis selama bulan Ramadan dengan topik berbeda tiap hari. Bahkan pada hari-hari tertentu disisipkan Mysteri Topik yang menambah seru, karena topiknya sering tidak terduga.
Penilaian dilakukan pada akhir periode, sehingga hadiah yang dibagikan baru diterima pemenang hampir dua minggu setelah Lebaran usai. Disini tampak ada sisi negatifnya:
1. Kompasianer peserta Event tidak dapat memahami selera juri, karena penjurian dilakukan pada akhir event
2. Hadiah diterima setelah Lebaran usai, padahal yang namanya THR (Tunjangan Hari Raya) maksimal harus dibagikan atau diberikan 7 hari sebelum Hari Raya Idul Fitri. Karena sebagai tunjangan sebaiknya dapat dipakai untuk beaya menambah kemeriahan menyambut Lebaran, entah untuk membeli baju baru, gawai baru atau menyediakan masakan untuk pesta bersama keluarga pada Hari Raya.
3. Kompasianer yang harus mudik ke kampung halaman masih direpotkan menulis pada hari kemenangan, meski tujuannya untuk menuliskan reportase suasana Lebaran di kampung halaman, pada Lebaran pertama hingga Lebaran ke dua.
Samber THR 2019
Setelah ditunggu-tunggu, akhirnya program Samber THR 2019 muncul juga meski diumumkan sangat mepet, pada H-1 sebelum awal bulan Ramadan. Padahal Samber THR 2018 tampaknya jauh lebih siap, sehingga H-1 sudah mulai start penulisan hari pertama.
Akibatnya, penulisan pertama pada Samber THR 2019 harus ditayangkan pada hari pertama bulan Ramadan, bahkan saya masih menemukan topik hari pertama diunggah pada hari ke dua. Apakah hal ini akan mempengaruhi penilaian? Belum jelas karena sepertinya tidak diatur pada kriteria penilaian. Yang diatur hanya bagi Kompasianer yang mengunggah kurang dari 33 topik tulisan tidak diikutkan pada penjurian untuk memperebutkan hadiah utama.
Aturan penjurian tetap sama dengan aturan penjurian tahun lalu, sangat disayangkan belum ada perubahan. Hanya yang tahun 2019 ada penguncian, sehingga tulisan yang sudah tayang tidak bisa disunting lagi.Â
Masalahnya, tulisan masih bisa dihapus, jadi bila ada Kompasianer yang merasa bobot tulisannya kurang menarik, lalu menghapus tulisan pertama dan mengunggah tulisan baru, termasuk katagori diskualifikasi atau tidak.Â