Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Long Shot", Ketika Politik Menjadi Bahan Olok-olok

4 Mei 2019   10:51 Diperbarui: 4 Mei 2019   11:14 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film (sumber: Denver and Delilah Productions )

Film ini menggambarkan betapa kotornya politik, yang penuh dengan kompromi, untuk mencapai tujuan. Perusahaan-perusahaan konglomerasi yang menyetir presiden, lalu presiden mengendalikan menteri-menterinya. Kehidupan yang keras dan melelahkan sehingga harus terlibat narkoba dan seks.

Dan film ini yang mengambil negara Amerika Serikat sebagai role modelnya, mengolok-olok habis semua kebobrokan politik. Meski dibumbui adegan seks yang tidak vulgar, namun film ini lebih layak disaksikan oleh mereka yang telah berusia 17 tahun ke atas, karena penuh istilah seksual.

Sinopsis

Fred Flarsky (diperankan oleh Seth Rogen) seorang jurnalis kawakan yang idealis, bertemperamen keras, yang setelah berhasil melarikan diri dari kejaran anggota klub kulit putih yang sangat rasis, ia kembali ke kantornya untuk menyampaikan laporan investigasi yang eksklusif. 

Naasnya, oleh pimpinannya diberitahukan bahwa media tempat mereka bekerja sudah diambil alih oleh konglomerasi media, Parker Wembley (diperankan oleh Andy Serkis). Fred secara emosional menyatakan keluar dari perusahaan media tempatnya bekerja.

Dalam kegalauannya, Fred curhat dengan sahabatnya seorang kulit hitam, Lance (diperankan oleh O'shea Jackson Jr) yang mengajaknya menonton pertunjukan Boyz II Men. 

Secara tidak disengaja Fred berjumpa dengan mantan pengasuhnya saat masih kecil, seorang gadis cantik yang kini sudah sukses menjadi Menteri Luar Negeri, Charlotte Field  (diperankan oleh Charlize Theron). 

Mengetahui Fred sedang kehilangan pekerjaan, Charlotte langsung menawarkan pekerjaan sebagai penulis pidato ke dalam tim kampanyenya, karena Charlotte sedang merintis untuk meraih jabatan Presiden, karena Presiden petahana tidak mau mencalonkan diri lagi karena mau beralih menjadi bintang film. Sebuah sindiran karena yang ada justru bintang film yang menjadi Presiden.

Bergabungnya Fred sebenarnya kurang disukai oleh tim kampanye yang lain, Maggie dan Tom, namun makin lama justru Charlotte makin akrab dengan Fred bahkan mulai saling jatuh cinta. Padahal gossip di media, Charlotte adalah pacar Perdana Menteri Kanada. 

Sikap idealis Fred senantiasa menimbulkan pertengkaran dengan Charlotte yang lebih sering memilih kompromi demi kemulusan cita-citanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun