Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Upaya Menuju Keadilan Sosial Sudah Terlihat

18 Februari 2019   05:31 Diperbarui: 18 Februari 2019   05:46 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Keadialan Sosial (sumber: www.koransn.com)

Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah sila ke lima dari Panca Sila, yang merupakan dasar dan falsafah negara. Tentunya tidak sekedar jargon semata, namun harus benar-benar diupayakan untuk diwujudkan.
Sejak Indonesia merdeka 17 Agustus 1945 hingga tahun 2000-an, sudah diketahui oleh kita bersama, bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) di Papua, harganya berlipat puluhan kali. Sebut saja harga 1 liter Premium di Jawa Rp. 6.550,- maka harga di Kec. Anggi, Papua Barat adalah Rp. 15.000-30.000,- bahkan di Kec. Baga Papua bisa mencapai Rp. 50.000-100.000,- (sumber: Kementerian ESDM).
Dan sejak Jokowi menjadi presiden Indonesia, diupayakan satu harga secara nasional. Hasilnya sudah terwujud harga BBM di Jawa dan luar Jawa sudah dapat dikatakan sama. Contoh sejak 2017 harga Pertalite 1 liter di Jawa Rp. 7.650,- maka di Kalimantan harga hanya Rp. 7.850,-. Hal ini terjadi karena Pemerintah menugaskan Pertamina untuk membangun lembaga penyalur di 148 kabupaten / kota hingga tahun 2019.
Anak : "Mengapa Pemerintah Jokowi - JK menerapkan satu harga seragam secara nasional untuk BBM ?"
Bapak : "Penerapan satu harga BBM secara nasional adalah upaya untuk menerapkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sistem distribusi harus diperbaiki agar tidak terjadi ketimpangan harga antara satu pulau dengan pulau lainnya."
Anak : "Selain BBM apalagi yang dilakukan Pemerintah Jokowi - JK untuk mencapai keadilan sosial ?"
Bapak : "Pembangunan bandara, bandar laut, jembatan, jalan raya dan jalan kereta api yang tidak Jawa sentris merupakan contoh keadilan sosial dalam segi perhubungan. Hal ini akan menurunkan beaya transportasi sehingga hasil bumi dan hasil karya penduduk dapat lebih mudah diangkut, didistribusikan dan dipasarkan. 
Juga, pembangunan bendungan, akan meningkatkan hasil bumi rakyat di daerah-daerah kering dan berdampak majunya pertanian dan perkebunan. Pembangunan sarana air bersih dan kelistrikan juga meningkatkan keadilan sosial di bidang kesehatan dan peningkatan taraf hidup. Dengan adanya listrik hingga ke pedalaman anak sekolah dapat belajar hingga malam hari akan memperbaiki mental anak bangsa. Orang dewasapun dapat bekerja pada malam hari.
Kemiskinan juga terus dipangkas dari waktu ke waktu, sebagai contoh Desa Ponggok dianggap sudah berhasil memanfaatkan Dana Desa dengan baik, untuk pembangunan infrasturktur, pembangunan sanitasi, penyediaan air bersih hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia."

** Anak Bertanya Pada Bapak (Keadilan Sosial - bagian 13)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun