Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kompasianival 2018, Laporan Singkat dari Lippo Mall Kemang (2)

10 Desember 2018   08:03 Diperbarui: 10 Desember 2018   08:14 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sapardi (sumber: Tamita)

Tulisan ini merupakan sekuel dari tulisan pertama yang saya tulis langsung di arena Kompasianival 2018 hari Sabtu 8 Desember 2018 lalu. Serasa kurang adil, bila puncak acara di Kompasianival 2018 yang boleh diacungi jempol tidak ditulis dan diinformasikan kepada khalayak ramai.

Puncak acara diawali dengan munculnya pujangga sepuh kondang, Sapardi Djoko Damono, meski tubuh sudah renta berjalan ke atas panggung dengan tongkat kesayangannya, Sapardi masih memukau ratusan Kompasianer bahkan semua pengunjung mall sore itu. Bahkan kang Pepih dan beberapa Kompasianer yang sedang asyik berbincang di Kompasianer Zone, segera bergegas menuju panggung utama, saat MC mengumumkan Sapardi naik ke panggung. 

Sapardi dengan dibantu asistennya membacakan dua buah puisi yang bukunya baru saja diterbitkan, yang mengkisahkan seorang perempuan muda bernama Gendis yang ditinggalkan kedua orang tuanya karena bercerai. Sapardi juga dengan lugas menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan kepadanya, termasuk dia yang harus bekerja menjadi dosen karena tidak sanggup hidup dari karya seni saja. 

Acara puncak berikutnya adalah tampilnya tiga perempuan yang berjaya di darat, laut dan udara, yang dikemas dalam acara "Meet the Expert". Acara talkshow ini menampilkan Silvia Halim, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Esther Gayatri, test pilot PT Dirgantara Indonesia, dan Yohan Majabubun, instruktur keselamatan pekerja lepas pantai di PT Jakarta Offshore Training Centre.

Silvia Halim berkisah, awalnya dia diragukan sebagai satu-satunya perempuan di jajaran direksi PT MRT Jakarta, namun berkat pengalamannya di dunia konstruksi selama 12 tahun di Singapura, semua keraguan itu kandas. Bahkan pertanyaan serta keraguan terhadap PT MRT Jakarta untuk membangun terowongan kereta api bawah tanah di kota Jakarta yang terkenal dengan banjir tahunannya dapat dijawab dengan lugas. Masalah banjir dapat diatasi dengan membuat desain yang mampu mengantisipasi banjir yang ada. 

Selain belajar dari pengalaman kerjanya yang sudah cukup lama, Silvia juga banyak melakukan studi banding ke negara-negara yang sudah mengoperasikan kereta api bawah tanah, seperti ke Jepang, Malaysia, dan Singapura. Selain belajar masalah konstruksi, dan desain, hal yang patut dipelajari adalah cara pengoperasian kereta api bawah tanah dan sosialisasi terhadap masyarakat.

Tekadnya untuk membaktikan ilmunya di tanah air, menjadi sebuah tekad yang bulat untuk pindah dari kemapanan selama ini yang sudah dicapainya di luar negeri. Bahkan tanpa ragu, PT MRT Jakarta juga akan mempercayai seorang masinis wanita pertama di Indonesia untuk menjalankan kereta api bawah tanah.

3 Perempuan Perkasa (sumber: www.kompas.com)
3 Perempuan Perkasa (sumber: www.kompas.com)
Di udara, perempuan juga dapat berjaya, adalah Esther Gayatri seorang pilot uji coba pesawat yang baru selesai diproduksi, orang sering menyebutnya dia mempunyai nyawa cadangan, karena keberaniannya melakukan pengujian terhadap pesawat baru.  Esther adalah satu-satunya penguji pesawat perempuan di Asia Tenggara. 

Berbekal pengetahuan yang didapatnya dari belajar di manca negara (Amerika Serikat), pelajaran yang ditempuhnya dengan susah payah, karena untuk mencukupi kehidupan selama belajar, Esther harus menjadi seorang pengasuh bayi (baby sitter) secara sembunyi-sembunyi, dan melakukan pekerjaan kasar sebagai tukang batu seperti membangun pagar rumah.

Setelah lulus, Esther masih mengalami kendala sebagai perempuan tidak mudah untuk mendapatkan pekerjaan sebagai pilot, untunglah pak Haibibe menerimanya, maka Esther lah yang menguji pesawat N291 produksi andalah Nurtanio. Esther sangat menekankan agar kita selalu mempercayai produk dalam negeri, sangat disayangkan pesawat N291 produksi dalam negeri justru kurang dihargai di Indonesia namun pesawat tersebut dengan perkasa mengudara di Malaysia, Thailand dan beberapa negara Afrika.

Kisah inspiratif berikutnya datang dari perempuan yang berjaya di laut, Yohan menjadi instruktur keselamatan untuk mengajarkan cara-cara keselamatan bagi para pekerja lepas pantai. Bekerja di laut itu sangat tinggi bahayanya, karena dimana-mana yang kita temukan hanyalah air, sehingga keselamatan harus diutamakan. 

Selain seorang instruktur keselamatan, Yohan adalah pecinta satwa, pada kesempatan tampil di acara Kompasianival 2018, Yohan juga menghimbau agar menghentikan menyantap daging hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.

Kompasiana Award

Arena panggung utama makin penuh sesak menjelang pengumuman pemenang Kompasiana Award 2018. Tahun 2018 Kompasiana mengganjar Kompasiana Award untuk enam katagori yakni Best in Spesific Interest yang dimenangkan oleh Posma Siahaan, Best in Opinion yang diraih oleh Krisna Pabhicara, Best in Fiction yang diberikan kepada Wahyu Sapta. Selanjutnya Best in Citizen Journalism yang kali ini disabet oleh Mbah Ukik, yang juga menyabet gelar People's Choice. 

Pepih Nugraha penggagas Kompasiana mendapatkan gelar kehormatan Lifetime Achievement dan gelar Kompasianer of The Year 2018 jatuh ke tangan Giri Lumakto. Selamat untuk rekan-rekan yang berhasil meraih Kompasiana Award di Kompasianival 2018.

Pepih Nugraha (sumber : Tamita)
Pepih Nugraha (sumber : Tamita)
Puncak acara lainnya yang ditunggu-tunggu oleh para peserta Kompasianival 2018 adalah pengundian door prize, ada tiga katagori door prize, yakni bagi peserta yang aktif mengikuti acara (10 pemenang), peserta yang aktif mengikuti workshop (10 pemenang) dan dua pemenang door prize utama berupa smart phone. Selamat bagi rekan-rekan yang berhasil memenangkan door prize.

Wajah-wajah ceria (sumber: Tamita)
Wajah-wajah ceria (sumber: Tamita)
Puncak acara ditutup dengan penampilan pantomim modern binaan almarhum Didi Petet dan Sena Utoyo, sebuah acara olah gerak yang semula tanpa suara, kini dimodifikasi dengan adanya suara. Kompasianival 2018 sudah berakhir dengan membawa kenangan tersendiri bagi semua insan penghuni blog keroyokan ini. Kompasianival ke 8 dengan tajuk Beyond Generation telah berlangsung dengan sukses. Selamat ulang tahun ke 10 Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun