Sinetron "Si Doel Anak Sekolahan" sangat disukai pemirsa sinetron televisi dan sanggup tayang sebagai serial yang cukup panjang (1994-2006). Lalu disambung dengan sinetron "Si Doel Anak Gedongan".
Sinetron "Si Doel Anak Sekolahan" mengadaptasi novel dan film "Si Doel Anak Betawi" yang mengisahkan perjalanan Doel (diperankan H. Rano Karno) anak Betawi asli dari keluarga sederhana dengan adik perempuannya, Atun (diperankan Suti Karno).Â
Orangtua mereka Sabeni (diperankan oleh alm H. Benyamin Suaeb) dan Maknyak (diperankan oleh almh. Aminah Cendrakasih) masih mempertahankan budaya Betawi ditengah gempuran modernisasi kota Jakarta.
Doel hampir saja putus kuliah, untung dibantu pembeayaannya oleh Hans, dan akhirnya berhasil lulus sebagai insinyur. Namun susah mendapatkan pekerjaan tetap, hanya bekerja freelance memperbaiki barang-barang elektronik yang rusak.Â
Selain itu juga menjalankan oplet tua bersama tetangga sebelah rumah, diperankan oleh Mandra. Juga ada tokoh mat Karyo yang diperankan alm Basuki. Doel sangat beruntung karena dicintai dua wanita cantik, Sarah (diperankan Cornelia Agatha) dan Zaenab (diperankan Maudy Koenaedi).Â
Si Doel The Movie
Tahun ini, Falcon Pictures memberanikan diri mengangkat kisah Doel ke layar lebar. Inti cerita dipercayakan sepenuhnya kepada Rano Karno. Seperti halnya sinetron, film ini juga dibuka dan ditutup dengan lagu legendaris "Si Doel Anak Betawi".
Dikisahkan pada awal cerita, bahwa Doel akhirnya menikah dengan Zaenab, meski Doel belum bercerai dengan Sarah yang meninggalkan Doel dalam keadaan hamil.
Doel dan Zaenab hidup sederhana bersama Atun, sambil merawat ibunya yang buta karena glukoma dan lumpuh sehingga sehari-hari hanya berada ditempat tidur. Oplet tua sudah tidak dioperasikan lagi karena tidak sanggup bersaing di belantara ibukota.
Hans yang sekarang menetap di Belanda, minta tolong dibelikan barang-barang khas Indonesia untuk dipamerkan pada Festival Tong-Tong. Dengan syarat harus diantar sendiri oleh Doel ke Belanda, semua biaya ditanggung oleh Hans.
Karena belanjaan yang cukup banyak, Doel ditemani Mandra ke Belanda. Kekocakan Mandra yang lugu sangat mendominasi film layar lebar ini dan sangat menghidupkan suasana. Sementara Doel dalam film ini tampak sebagai pria yang labil, tanpa semangat dan banyak melamun. Zaenab sebagai isteri yang lugu juga tidak berprasangka apapun.