Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harlah Kota Jakarta dan Upaya Pelestarian Budaya Betawi

25 Juni 2018   10:02 Diperbarui: 25 Juni 2018   10:02 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkampungan Budaya Betawi (dokpri)

Tiap tanggal 22 Juni selalu diperingati sebagai hari ulang tahun atau hari jadi kota Jakarta. Jakarta yang pernah disebut Jayakarta dan Batavia ini, berawal dari terbentuknya pemerintahan kota pada era Hindia Belanda di lokasi yang sekarang dikenal sebagai Kota Tua, Jakarta Pusat.

Jejak sejarah kota Jakarta di masa silam yang ditata dengan meniru gaya kota di Belanda memiliki kanal yang bersih dan mampu dioperasikannya transportasi air. Itulah sebabnya masih tersisa jembatan gantung tempat lalu lalangnya perahu dari laut menuju sungai dan sebaliknya.

Selain menyimpan sejarah kota Jakarta, ada pula warga asli kota Jakarta, yakni suku Betawi, yang kini sudah sulit ditemukan di pusat kota. Mereka tergusur oleh perkembangan kota Jakarta yang menjadi kota metropolitan. Kini warga Betawi yang tersisa menempati perbatasan atau pinggiran kota Jakarta, seperti Jagakarsa dan Condet. Bahkan banyak yang kini berada di luar kota Jakarta, seperti Tangerang (Banten), Bogor, Bekasi dan Depok (Jawa Barat). 

Budaya Betawi

Dengan makin terpinggirkannya warga Betawi, yang paling dikawatirkan adalah punahnya budaya Betawi. Budaya Betawi cukup kaya, seperti musik dengan alat musiknya seperti tambur, trompet, rebana, simbal, tehyan dan trombone. Ada juga seni tari seperti tari Japong, Japin, Topeng Betawi, Cokek dan Lenggang Nyai. Seni batik dengan motif kearifan lokal, seperti ondel-ondel, tugu-tugu di Jakarta, dan lain-lain. Dan jangan lupa seni bela diri pencak silat.

Masih ada lagi wayang Betawi dalam bentuk wayang kulit maupun puppet show. Ada topeng Betawi yang banyak dipengaruhi budaya Eropa. Juga prosesi budaya upacara pernikahan, sunatan, aqiqah, nujuh bulanan, injak tanah, ngederes dan lain-lain.

Dan tentunya kuliner Betawi, seperti Pecak Gurameh yang pedas, Soto Betawi yang gurih, Laksa Betawi yang sedap dan Toge Goreng yang nikmat.

Belum lagi kudapan khas Betawi seperti Dodol Betawi yang terbuat dari ketan, Tape Uli, Wajik, Kerak Telor dan aneka kue seperi Kembang Goyang, Akar Kelapa, Biji Ketapang, Geplak, Sagon, Rangi dan Kue Satru. Minuman khas Betawi bir pletok yang hangat dan Es Selendang Mayang yang manis.

Budaya Betawi saat ini dilestarikan di kawasan Setu Babakan, dengan diresmikannya gedung megah bertajuk Perkampungan Budaya Betawi, yang berisikan Museum Betawi, panggung terbuka untuk pementasan seni budaya Betawi dan Rumah Adat Betawi. 

Lagipula di kawasan Setu Babakan masih banyak warga Betawi yang melestarikan kuliner Betawi dengan menjajakan di sekitar Situ, termasuk cindera mata khas Betawi.

Sebagai warga kota Jakarta, dalam rangka hari ulang tahun kota Jakarta, sudahkah Anda memiliki peran guna melestarikan budaya Betawi? Yuk kita renungkan dan segera tunjukkan aksimu.

Selamat Ulang Tahun kota Jakarta !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun