Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Perlukah "Sahur On The Road"?

4 Juni 2018   04:39 Diperbarui: 4 Juni 2018   08:34 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sahur On The Road (sumber: www.gopixpic.com)

Selama bulan suci Ramadhan, ada tiga kegiatan utama yakni puasa, buka puasa dan makan sahur. Tentunya juga masih banyak kegiatan lainnya seperti sholat tarawih dan tadarus.

Aktifitas Sahur on the road diprakarsai oleh kaum muda yang ingin berbagi makan sahur dengan kaum duafa, bisa pekerja kasar penyapu jalan, pengemis yang tidur di bawah jembatan dan lain-lain. Aktifitas mulia ini dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. 

Dampak yang terjadi setelah selesai membagikan makan sahur, justru kurang positif, karena kaum muda ini kemudian memacu kendaraannya alias berpacu di jalanan. Akibatnya bisa terjadi kecelakaan bahkan hingga merenggut korban jiwa. Baik jiwa kaum muda yang mengalami kecelakaan berat maupun warga tak berdosa yang nyawanya terenggut akibat tertabrak kendaraan yang dipacu sangat cepat.

Selain itu dampak negatif lainnya adalah terjadi tawuran alias perkelahian diantara kaum muda, akibat senggolan kendaraan ataupun saling melihat atau saling menggoda hingga menimbulkan suasana yang memanas. Tawuran ini juga berakibat ada yang cidera, luka ringan, luka berat hingga menghilangkan nyawa serta merusak fasilitas umum.

Menilik dampak positif dan negatifnya, perlukah aktifitas Sahur on the road?

Perlu, bila kegiatan ini dilaksanakan terarah dan terkoordinir dengan baik, artinya setelah pembagian makan sahur kepada kaum duafa, mereka segera kembali pulang ke rumahnya masing-masing. Atau pembagian makan sahur bisa diarahkan ke panti asuhan, panti wreda, badan amal dan tempat ibadah sehingga lebih terarah dan tidak di jalanan yang sulit dikoordinir dengan baik.

Tidak perlu, bila kegiatan ini justru menambah kuantitas pengemis, menimbulkan ajang balapan liar di jalanan yang masih sepi, tawuran yang merusak fasilitas umum, konvoi yang mengganggu ketertiban umum, bahkan meresahkan masyarakat. 

Jangan nodai atau kotori suasana bulan suci Ramadhan dengan kegiatan yang bersifat negatif. Sebaliknya, tingkatkan kegiatan kerohanian guna menyempurnakan ibadah puasa yang sedang dilaksanakan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun