Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyambut Hari Film Nasional dengan Nobar Film Nasional

31 Maret 2018   16:21 Diperbarui: 31 Maret 2018   16:24 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Hari Film Nasional (sumber: Usmar Ismail Hall)

Kemarin, 30 Maret adalah Hari Film Nasional. Sampai dimanakah kekuatan film nasional dalam berkompetisi dengan film global, seperti Hollywood, Bollywood, HongKong, Korea maupun Thailand ? 

Dari sekian banyak film nasional belum banyak yang bisa bersaing di kancah internasional. Untuk melawan film-film produksi Hollywood sangat jauh dari sisi marketingnya. Film nasional sudah bisa masuk nominasi, bahkan mendapatkan penghargaan pada beberapa festival film internasional. 

Sejarah Perfilman Nasional

Dulu film nasional selalu ditengarai mengumbar seks dan menjadikan perempuan sebagai obyek, seperti pada "Inem Pelayan Sexy", "Budak Nafsu", dan "Gadis Malam" yang mengumbar paha dan dada, sehingga memunculkan istilah artis "bom sex".

Saat perfilman nasional membaik, periode 1970-1993, terdapat dua film yang berhasil diganjar Piala Citra sebagai film terbaik, "Bernapas Dalam Lumpur" (Turino Djunaidy) dan "Perempuan Dalam Pasungan" (Ismail Subardjo). Disusul oleh dua film lainnya yakni "Arini, Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat" dan "Tjoet Nyak Dien". Disamping film horor yang mampu mengorbitkan Suzanna sebagai Ratu Film Horor dengan serial "Nyi Blorong".

Film masa kini yang dikatakan sukses adalah :"Kuldesak" (1998), "Petualangan Sherina" (2000), dan "Kartini" (2017). Munculnya sineas perempuan mampu memberi warna baru pada perfilman nasional, seperti Nia Dinata dalam film "Arisan" dan "Berbagi Suami", Non Achnas dalam "Pasir Berbisik" dan Upi Arianto dengan film "30 Hari Mencari Cinta".

Film Terbaru Yang Sukses

Ada sepuluh film nasional terbaru yang tergolong sukses di awal tahun 2018 adalah empat film bergenre cinta Dillan 1990, Eiffel ... I'm in Love 2, London Love Story 3, dan Love for Sale. Di susul tiga film bergenre horror, yakni Bayi Gaib : Bayi Tumbal Bayi Mati,   Titisan Setan, dan Nini Thowok. Sedangkan tiga film bergenre komedi adalah Yo Wis Ben, Benyamin Biang Kerok, dan Flight 555.  Yo Wis Ben adalah satu-satunya film yang unik karena 80% dialognya menggunakan bahasa Jawa - Jawa Timuran.

Sebagai hadiah kepada para pecinta film nasional, maka pada perayaan Hari Film Nasional 2018, pada hari Sabtu 31 Maret 2018 jam 14.00 telah di putar tiga film nasional yang termasuk box office secara cuma-cuma di Gedung Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, yakni Dillan 1990, Susah Sinyal dan Pengabdi Setan. Film pertama bergenre cinta, film ke dua bergenre komedi dan yang terakhir bergenre horror.

Penghargaan Internasional

Tiga film nasional yang membuat dunia perfilman nasional bangga adalah TheRaid, bergenre aksi, mendapat dua penghargaan internasional pada 2011 dan 2012, yang akhirnya berhasil mengorbitkan aktor lagi Iko Uwais. Laskar Pelangi, bergenre drama, berhasil meraih penghargaan internasional pada 2009, film ini mengisahkan suka duka anak-anak di pulau Belitung Kepulauan Bangka Belitung, adaptasi dari novel tulisan Andrea Hirata. Marlina, film bergenre drama yang berhasil memperoleh penghargaan internasional pada tahun 2017. Film ini mengisahkan tentang kerasnya hidup di Sumba, Nusa Tenggara Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun