Saat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi Gubernur DKI Jakarta, balaikota Jakarta lebih terbuka untuk warga. Saya sempat bertemu langsung dengan Ahok saat peluncuran program Qlue, yang berfungsi menampung keluhan warga dan akan ditindak lanjuti oleh para Lurah.
Kini setelah Ahok mundur disebabkan harus mendekam di penjara dua tahun disebabkan tuduhan telah melakukan penistaan agama, saya kembali mengunjungi Balaikota Jakarta. Perawatan Balaikota masih dilanjutkan oleh Gubernur Djarot, juga keterbukaan untuk warga memasuki Balaikota.
Balaikota
Saat  memasuki Balaikota, kami melihat foto-foto mantan Gubernur yang pernah memimpin Jakarta. Juga ada banner figure Gubernur Djarot untuk selfie atau welfie. Sejarah Balaikota Jakarta juga diceritakan pada sebuah banner besar, untuk era 1905, 1913, 1940, 1942, 1954, 1978, 2010 dan 2012.
Kami mengunjungi ruang meeting Gubernur, ruang tamu Gubernur, Smart City Center dan Masjid Fatahillah (yang dibangun pada era kepemimpinan Ahok). Smart City Center berfungsi untuk memantau kota Jakarta melalui ratusan monitor, dengan sistem teknologi yang canggih.
Bis Wisata
Setelah puas berfoto di Balaikota, kami menuju halte bis wisata di depan Balaikota. Bis Wisata dengan jejuluk Jakarta Explorer ini gagasan Ahok dengan memanfaatkan dana CSR perusahaan besar guna memberi kesempatan warga melihat kota Jakarta secara gratis.
Bis Wisata ini berupa bis tingkat ber AC sebanyak 28 unit dengan empat rute Sejarah Jakarta, Jakarta Baru, Seni & Kuliner dan Pencakar Langit Jakarta. Beroperasi dari jam 12.00-17.00 pada tiap hari untuk rute Sejarah Jakarta, Jakarta Baru dan Pencakar Langit Jakarta (khusus hari Minggu 12.00-19.00) dan jam 17.00-23.00 pada hari Sabtu, Minggu dan Libur untuk rute kuliner. Rute 1 / Hijau disebut History of Jakarta, rute 2 / Merah Jakarta Modern, rute 3 / Biru Art & Culinary dan rute 4 / Kuning  untuk Jakarta Skyscrapers.
Kini memiliki rute tambahan ke Makam Mbah Priok dan RPTRA Kali Jodo. Kami memilih bis wisata yang menuju RPTRA Kali Jodo yang merupakan ikon baru kota Jakarta.
RPTRA Kali Jodo
Kalau dulu orang malu-malu bila mau ke Kali Jodo yang merupakan kawasan pelacuran. Kini orang tidak perlu malu lagi bahkan terang-terangan mengatakan mau ke Kali Jodo.