Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Catatan dari Inggris: Wales

4 Juli 2017   12:36 Diperbarui: 4 Juli 2017   12:38 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cardiff (sumber: www.visitwales.com)

Wales adalah kerajaan yang bergabung menjadi Britanica Raya (Great Britain), bersama Inggris (England) dan Skotlandia (Scotland).

Wales adalah negara bagian Great Britain yang masih mempertahankan dua bahasa, yakni bahasa Inggris dan bahasa Welch. Kedua bahasa tersebut sama sekali berbeda, ibarat bahasa Batak dan bahasa Jawa. Yang satu menggunakan tata bahasa DM yang satunya MD. Bagi yang bukan penduduk Wales, walaupun dia bisa bahasa Inggris, pasti tidak mengerti bahasa Welch.  

Croeso i Gymru, gwlad y gn, beginilah cara orang Wales dalam mengucapkan salam dalam bahasa Welch. Artinya adalah "Welcome to Wales, the land of song."

Masih beranggapan bahasa Welch mudah dipelajari ? Silahkan diartikan sendiri kalimat berikut, "Y prif reswm penderfynais i fyw mewn pentref bach yng Nghymru yw heddwch. Mae'n dawel iawn yma yn Llanfair ym Muallt. Nid oes gennym unrhyw frys yma. Mae popeth yn llifo o ran eu natur".

Eksplorasi Wales

Kami menyusuri negara bagian Wales, mulai dari Ibukotanya di Cardiff sampai ke kota diujung Utara, yaitu Chester. Kami sengaja memilih jalanan kampung masuk ke jantung Kerajaan Wales, dibandingkan lewat jalur M (motorway).

Bahkan beberapa ruas jalan yang kami lalui sedemikian sempit untuk berpapasan dua kendaraan, khususnya ketika kami mengunjungi Brecon Breacons National Park, sebuah taman nasional yang indah dan cocok untuk kegiatan luar ruang.

Art Centre di Builth Wells (sumber: www.visitwales.com)
Art Centre di Builth Wells (sumber: www.visitwales.com)
Kami makan siang di sebuah rumah makan kecil di sebuah desa yang sangat kecil, tapi asri sekali. Nama desanya adalah Builth Wells. Inilah titik tengah kerajaan Wales, menurut Mariana, si pemilik rumah makan Cozy Kitchen. Hanya ada tiga meja di rumah makan tersebut dan dilayani sendiri oleh pemiliknya, seorang perempuan asal Afrika Selatan yang kawin dengan orang Wales. Makanannya sangat enak, disajikan dengan apik dan dilayani secara kekeluargaan, ciri khas orang pedesaan. Jumlah penduduk di desa Builth Wells sendiri hanya 2,298 orang. Ini adalah desa yang termasuk dalam World Heritage Village yang dilindungi.

Kami melanjutkan perjalanan ke Utara dan bermalam di kota Chester, sekitar 60 km sebelum kota Manchester. Kesan saya hampir semua bangunan di kota Chester adalah bangunan tua. Chester memang kota yang sudah ditemukan sejak jaman kekaisaran Romawi.

Hati-hati bila Anda memasuki rumah makan fine dinning di Chester, Anda harus mengenakan pakaian yang formal. Kalau tidak, bisa-bisa Anda tidak dilayani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun