Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna Idul Fitri dan Lebaran

25 Juni 2017   08:08 Diperbarui: 25 Juni 2017   10:10 4588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini seluruh umat muslim merayakan hari raya Idul Fitri. Jadi yang dimaksud dengan Idul Fitri dalam konteks ini berarti kembali kepada asal kejadiannya yang suci dan mengikuti petunjuk Islam yang benar.

Bagi umat Islam yang telah lulus melaksanakan Ibadah puasa di Bulan Ramadhan akan diampuni dosanya sehingga menjadi suci kembali seperti bayi yang baru dilahirkan dari kandungan Ibunya. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya "Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci."

Dalam bahasa Jawa, hari raya Idul Fitri disebut juga dengan istilah "lebaran". Lebaran mengandung arti lebar-lebur-luber-labur. Lebar artinya kita akan bisa selesai atau lepas dari kemaksiatan. Lebur artinya lebur atau terbebas dari dosa. Luber artinya luber atau dipenuhi pahala dan penuh keberkahan, mendapat  rahmat Allah SWT. Labur artinya bersih sebab bagi orang yang benar-benar melaksanakan ibadah puasa, maka hati Anda akan dilabur menjadi putih bersih tanpa dosa. Itulah sebabnya kalau menjelang lebaran rumah-rumah banyak yang di labur (di kapur atau sekarang di cat) dan hal ini mengandung arti pembersihan dhohir disamping pembersihan batin yang telah di lakukan.

Sedangkan hidangan khas saat lebaran yaitu ketupat, dalam bahasa Jawa, ketupat diartikan dengan "ngaku lepat" alias mengaku bersalah.

Bentuk segi empat dari ketupat mempunyai makna kiblat papat lima pancer yang berarti empat arah mata angin dan satu pusat yaitu arah jalan hidup manusia. Ke mana pun arah yang ingin ditempuh manusia hendaknya tidak akan lepas dari pusatnya yaitu Allah SWT. Oleh sebab itu ke mana pun manusia menuju, pasti akan kembali kepada Allah.

Rumitnya membuat anyaman ketupat dari janur mencerminkan kesalahan manusia. Warna putih ketupat ketika dibelah melambangkan kebersihan setelah bermaaf-maafan. Butiran beras yang dibungkus dalam janur merupakan simbol kebersamaan dan kemakmuran. Janur yang ada di ketupat berasal dari kata jaa-a al-nur bermakna telah datang cahaya atau janur adalah sejatine nur atau cahaya. Dalam arti lebih luas berarti keadaan suci manusia setelah mendapatkan pencerahan cahaya selama bulan Ramadan.

Adapun makna filosofis santen (santan dalam bahasa Indonesia)  yang ada dalam masakan ketupat adalah suwun pangapunten atau memohon maaf. Dengan demikian ketupat ini hanyalah simbolisasi yang mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan. Hal ini merupakan makna filosofis dari warna putih ketupat jika dibelah menjadi dua.

Sementara janur melambangkan manusia yang telah mendapatkan sinar ilahiah atau cahaya spiritual /cahaya jiwa. Anyaman-anyaman diharapkan memberikan penguatan satu sama lain antara jasmani dan rohani.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438H, Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Ilustrasi Selamat Idul Fitri / smeaker.com
Ilustrasi Selamat Idul Fitri / smeaker.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun