Di Jakarta, banyak penjual mie Aceh yang rasanya segar karena rempahnya terkenal berani. Kebanyakan penjual mie Aceh yang kita temui berasal dari Banda Aceh. Namun, ketika saya menyusuri Blok M Square di kawasan Melawai, saya menemukan mie Aceh versi Sigli.
Sigli adalah ibukota kabupaten Pidie, terletak 112 Km di sebelah Timur kota Banda Aceh, ibukota Provinsi D.I. Aceh. Kota Sigli cukup ramai karena terletak di jalan lintas Sumatera. Mie Aceh Sigli rasanya mirip dengan kebanyakan mie Aceh lainnya, hanya saja rempah yang digunakan tidak sekeras rempah di Banda Aceh. Rasa pedasnya sama, selalu membuat berkeringat setelah menyantapnya.
Rumah makan Mie Aceh Blok M mudah ditemukan, terletak sejajar dengan Blok M Square, masuk dari jalan Melawai Raya. Di depan rumah makan tergantung spanduk besar bertuliskan "Mie Aceh Blok M, Rajanya Mie Aceh". Seperti kebanyakan mie Aceh, dapur tempat menyiapkan makanan selalu terletak di bagian depan rumah makan, terbagi dua bagian, bagian kanan tempat membuat Martabak Aceh dan Roti Cane, bagian kiri tempat menyiapkan Mie Aceh dan Nasi Goreng Aceh. Sementara bagian penyiapan minuman, termasuk kopi Aceh, berada di sudut belakang rumah makan.
Mie Aceh
Beruntung saat berkunjung ke sana, saya bertemu dengan pengelolanya, pak Jack. "Mie yang kami pakai tidak sembarangan, kami membuatnya sendiri, tanpa bahan pengawet, sehingga bila tidak habis harus kami buang. Itulah sebabnya Mie Aceh kami rasanya selalu segar", jelas Jack. Rumah makan ini ternyata sudah buka sejak dua tahun yang lalu.
Mengenai rasa Mie Aceh Blok M tidak perlu diragukan, karena Jack sudah kenyang asam garam per-Mie Aceh-an, pernah buka kedai Mie Aceh di Pekanbaru dan Medan, lalu merantau ke Jawa dan berusaha di Jakarta hingga sekarang.
Mie Aceh Blok M buka 24 jam, dengan dua shift, siang 4 koki dan malam 2 koki. Pada hari kerja rumah makan ini padat dengan pengunjung, justru akhir pekan agak berkurang. Mengeluarkan kocek senilai 16-38 ribu Rupiah, Anda sudah dapat menikmati sepiring Mie Aceh, harganya tergantung isinya biasa, daging, udang, cumi, ayam atau komplit. Cara memasaknya ada tiga pilihan rebus, tumis dab goreng. Mie Aceh dihidangkan bersama sepiring kecil irisan bawang merah, potongan ketimun, jeruk nipis dan emping. Empingnya khusus didatangkan dari Aceh yang memiliki rasa khas karena terbuat dari 100% buah melinjo.
Selain Mie Aceh, Anda dapat memilih menu lain, seperti menu makanan berat. Nasi Goreng Aceh dengan harga 16-35 ribu Rupiah, tergantung isi yang dipilih telur - daging - udang - ayam - seafood - kambing atau spesial.
Tersedia juga kudapan sebagai teman ngobrol dan minum kopi, berupa Martabak Aceh dan Roti Cane. Martabak Aceh dijajakan dengan pilihan Telur Ayam, Kari Ayam, Telur Bebek atau Kari Bebek, harga dibanderol dari 15-23 ribu Rupiah. Karena letak geografis yang sejajar dengan India, pengaruh kuliner India juga mempengaruhi Aceh, terbukti dengan diadopsinya, seperti Martabak dan Roti Cane.
Roti Cane dijajakan polos, dengan gula, kari, susu, susu keju, coklat keju, pisang keju, pisang susu coklat dan pisang coklat keju. Harga mulai dari 10 hingga 25 ribu Rupiah. Cara pembuatan Roti Cane merupakan atraksi yang menarik. Gumpalan tepung, diratakan, lalu dilontarkan diatas bidang rata seperti pembuatan martabak, dibentuk menjadi bulatan dan digoreng. Terakhir diberikan topping sesuai pesanan.