Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

E-Commerce Makin Berjaya

21 Oktober 2014   18:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:15 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Di awal tahun 2000-an, ketika amazon.com berjaya melibas toko-toko buku konvensional, beberapa perusahaan e-commerce bermunculan di Indonesia dengan persiapan seadanya.

Pembayaran transaksi dilakukan secara tunai, kartu kredit atau transfer. Waktu itu belum ada penggunaan e-money, seperti e-pal,  p-pal atau google wallet.

Beberapa perusahaan e-commerce sempat tumbang, karena pasar belum siap. Masyarakat masih cenderung melihat fisik barang terlebih dulu sebelum memutuskan membeli, bahkan ada yang lebih ekstreem, harus pegang fisik barangnya baru percaya.

Sebaliknya, beberapa perusahaan yang dijalankan dengan smart, masih sanggup bertahan bahkan menjadi tolok ukur untuk pembelian di toko-toko konvensional. Mereka masih dapat bertahan, karena mengkombinasikan e-commerce dengan toko konvensional, jadi bila ada calon pelanggan yang ingin melihat produk, dapat melihatnya di toko konvensional, mereka juga menyediakan pusat layanan pelanggan guna melayani calon pelanggan yang menawar harga dan bertanya cara penggunaan produk.

E-Commerce sekarang

Kira-kira lima belas tahun sudah berlalu, budaya masyarakat mulai berubah. Calon pelanggan yang dulu harus melihat fisik produk sudah bergeser, karena faktor usia, digantikan oleh generasi baru yang sangat melek internet dari balita.

Bermain game on-line, rajin menggunakan mesin pencari, membeli tiket pesawat, hotel, bioskop, buku, e-book, berlangganan e-magazine dan e-paper, membeli lagu, film dan game, rumah dan mobil,  gadget, bahkan barang kebutuhan sehari-hari via internet.

Hal ini didukung oleh pasar modern yang mulai menawarkan jasa pengantaran barang kebutuhan sehari-hari dengan harga tertenu, dengan melihat e-katalog, pembeli dapat memesan barang kebutuhannya, dan pasar modern langsung mengantarkan ke rumah / apartemen, sehingga pembeli terbebas dari kemacetan lalu lintas, hemat bahan bakar dan biaya tol / parkir serta menghemat waktu.

Restoran juga mulai membuat e-menu, pembeli tinggal mengklik pesanan melalui tablet atau smartphone atau komputer di rumahnya, dan makanan segera diantar ke rumah / apartemen.

Kini perusahaan makin berkreasidalam mempermudah pelanggan untuk memesan barang. Pada e-katalog atau e-menu disertakan bar code yang dapat langsung difoto melalui tablet atau smartphone dan dikirim ke perusahaan e-commerce. Jadi, perusahaan e-commerce dapat memasang iklan produk di situs atau di tempat-tempat umum, seperti stasiun bis, stasiun kereta api, bandara, mall  atau bioskop, dan pembeli dapat langsung menentukan pembelian dengan memotret bar code yang terdapat pada produk yang mau dibeli.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh AC Nielsen baru-baru ini di 60 negara, e-commerce terbukti terus bertumbuh. Dalam 6 (enam) bulan mendatang, 4 dari 10 orang akan menggunakan e-commerce untuk 5 (lima) produk di urutan teratas, yaitu tiket pesawat,hotel, tiket bioskop / musik / olahraga, e-book dan pakaian.

Pemesanan produk melalui e-commerce makin dipermudah, hal ini tentunya akan menjadi bahaya bagi toko konvensional. Sekarang bagi pemilik toko konvensional harus berpikir keras, mau terus bertahan dengan toko konvensionalnya atau mulai masuk ke e-commerce.  Kita tunggu saja, siapa yang akan menjadi pemenang.

Tiga bank papan atas di Indonesia juga sudah mengarahkan fokus bisnisnya pada sektor e-commerce. Bank Mega sudah memiliki uang elektronik untuk pembayaran di jaringan pasar modern Carrefour / Transmart. Bank Permata juga sudah memiliki fasilitas uang elektronik. Menyusul BCA yang sedang mempersiapkan infrastruktur dan sistem keamanan TI, guna masuk ke pasar uang elektronik dan e-banking.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun