Guru dari Maos Cilacap, Latifah Nur Hidayah mulai suka menulis berawal dari eskul jurnalistik. Saat kuliah, oleh dosennya diminta ikut komunitas menulis. Menurutnya, kesempatan Kopdar/ jumpa penulis membuat semangat lebih giat menghasilkan karya.
      Guru SD Semaken Kalibawang Kulon Progo,Yuni Rochmawati, mulai menulis sejak SMP, pokoknya merasa senang bisa ikut belajar menulis solo maupun antologi.
      Sebagai pendatang baru di dunia literasi, Guru SD Jasem Semanu Gunungkidul,Tupanto mengaku ingin banyak belajar dari peserta lain agar bisa menghasilkan karya. Dia mengaku masih sebatas sebagai penikmat tulisan tetapi belum menulis. Sehingga kehadirannya untuk mewujudkan mimpiny bisa menghasilkan buku.
     Â
      Bagi guru Bahasa Jawa yang tinggal di perum Pesona Griya Banguntapan, Kingkin Nurdiana, menulis sudah mendarahdaging. Dengan masuk dalam komunitas bisa membakar semangat menulis. Dirinya menjadi salah satu sebagaian kecil orang, yang berkutat dalam bahasa Jawa.  Itu menjadi senjatanya eksis menulis.
      Guru SMAN Dlingo Bantul, Sofa Uffanis turut berbagi kisah, dimana dirinya emngawali menulis dengan menyediakan satu buku khusus tempat menuliskan segala sesuatunya. Dari situlah terkumpul ide yang kemudian ditorehkan menjadi sebuah karya.
      Mesti mengaku tidak terampil mengetik di Laptop, namun guru dari Krembangan 2, Panjatan Kulon Progo, Suwartini memiliki banyak karya, termasuk karya tulis untuk kenaikan pangkatnya.
      Guru MTsN 3 Bantul, Sutanto turut hadir dalam workshop tersebut dalam rangka merawat semangat diri dalam menulis agar tidak padam. Dengan memanfaatkan komunitas menulis dirinya yakin bisa istikomah dalam menulis.
Baginya tak perlu memikirkan orang lain meu menikmati karyanya atau tidak, namun hal yang terpenting, dengan menulis bisa menjadi media menumpahkan gagasan dalam pikirannya dan membuat hatinya bahagia.
      "Alhamdulillah, sudah 21 buku solo yang saya buat dalam berbagai genre. Semuanya saya dasari untuk merawat hati agar bahagia. Syukur-syukur orang lain dapat ikut menikmati karyanya," pungkasnya.
      Di akhir acara disepakati setiap peserta diberi waktu sampai 30 September 2023 menuliskan karya tentang pengalaman dalam menjaga nyala literasi dalam dirinya, sebanyak 5-8 lembar dan endingnya diterbitkan menjadi buku.