Memulai menulis membutuhkan perjuangan,namun mempertahankan semangat untuk terus menulis juga tak kalah berat perjuangannya.
Guru Seni Budaya MTsN 3 Bantul Drs. Sutanto yang sejak Maret 2020 bergabung di Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati berupaya istiqomah menulis dengan bahagia dan tetap menulis agar bahagia.
Sutanto menjelaskan, dalam buku solonya yang ke-19 yang berjudul "Gurit 55" dibuat sebagai media untuk mengungkapkan kegembiraan atas anugerah usia yang diberikan oleh Tuhan dengan pengantar 2 tokoh publik yakni Dr. KRT. Â Akhir Lusono, S.Sn, M.M, (Pegiat Gurit dan Fasilitator Mahasiswa Mancari Ilmu) dan Fuzna Marzuqoh, SH (Motivator Nasional dari Magelang).
"Buku ini saya buat sebagai penanda sekaligus menghadiahi diri sendiri atas anugerah usia yang diberikan Allah SWT. Target saya setiap ulangtahun bisa membuat buku kumpulan geguritan," terang Sutanto.
     Â
Dalam pandangan Akhir Lusono, Sutanto adalah sosok yang selalu disanjungnya karena gairahnya menulis yang tidak pernah redup. Menulis seolah menjadi bagian hidup yang membahagiakan. Menyetel menulis sebagai kegiatan yang sarat makna. Sutanto adalah pribadi yang kuat dalam menjalankan aktivitas kepenulisan. Maka tidaklah mengherankan jika kali ini pun lahir tulisan beliau berupa geguritan."Geguritan yang ditulis beliau, niscaya bermakna. Memiliki hulu dan hilir yang memikat sidang pembacanya. Goresan alam pikiran yang selalu diasah juga diasuh agar senantiasa hidup dan menghidupkan. Tulisan yang tidak jauh panggang dengan api. Namun barisan kalimat yang berbobot yang dekat dengan kehidupan kita sehari hari. Memotret beragam genre. Memfoto warna warni kehidupan. Dipintal menjadi hidup dan menggairahkan. Alam pikiran menjadi bertumbuh tidak mati dimakan ilalang. Namun alam pikiran yang tetap menggenggam api semangat," puji Akhir.
Menurut Fuzna Marzuqoh buku yang berisi 100 geguritan tersebut sangat indah dan sarat makna.
"Pak Tanto menandai usianya dengan membuat buku gurit yang menginspirasi. Gurit 55 yang merupakan buku ke-19 pak Tanto ini sangat sarat makna. Penuh nuansa religi dan penghambaan pada Allah, Tuhan semesta alam. Bila anda pecinta untaian kata penuh makna, membaca buku Gurit 55 ini seperti menemukan air sejuk penghilang dahaga. Selamat untuk Pak Tanto, panjang yuswa, hidup bahagia, mulia dan terus menginspirasi dunia dengan untaian kata bermakna," pungkas Fuzna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H