Dalam rangkaian Hari Bapak Pramuka Kwarda DIY, Guru MTsN 3 Bantul, Drs. Sutanto berkesempatan  mengunjungi Museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX di Kompleks Kraton Yogyakarta, Rabu (12/4/2023).
      Sutanto hadir dalam kegiatan kunjungan tersebut mewakili Kwarcab Bantul selaku andalan  bersama Elfa Dwi A dan Dhyani Padma Tantri dari Dewan Kerja Cabang (DKC) Bantul. Nampak hadir dalam kegiatan tersebut Wakabid Organisasi,Manajemen dan Hukum, Drs. Edy Heri Suasana, M.Pd,  Sekretaris I, drh. Sri Budoyo, Andalan Daerah Humas dan Informasi, Andri, STP, serta perwakilan Kwarcab se DIY.
     Â
Tuty Retno Widati selaku pemandu menjelaskan, museum  terletak di dalam kompleks Keraton Yogyakarta, berukuran kecil dan dibangun pada tahun 1990. Latar belakang dari pembangunan museum tersebut adalah bentuk penghormatan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang mangkat dari jabatannya pada tahun 1988.      "Tujuan didirikannya museum ini adalah sebagai media memorial kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Selain itu, museum ini juga digunakan sebagai media pengenalan dan pendidikan terkait dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dari aktivitas yang dilakukan serta keterlibatannya dalam politik dan aktivitas lain," terang Tuty.
      Pengunjung melalui Bangsal Srimanganti sebelum memasuki museum yang dijaga patung raksasa kembar Cingkarabala dan Balaupata yang dimaknai sebagai tulak bala (menghalau bahaya) agar tidak mengganggu atau mencelakai penghuni bangunan.
     Â
 Beberapa koleksi berupa foto kegiatan Sri Sultan ketika aktif di kegiatan Pramuka, Foto dan dokumen Sri Sultan ketika bersekolah dan mengenyam pendidikan di Barat, Berbagai dokumen yang berkaitan dengan keterlibatan Sri Sultan dalam politik Indonesia, Peralatan, mainan dan berbagai benda antik yang berkaitan atau pernah digunakan oleh Sri Sultan. Ada juga maklumat penggabungan wilayah Yogyakarta dengan Indonesia. Dengan adanya maklumat tersebut, Yogyakarta menjadi wilayah resmi negara Indonesia dan menjadi provinsi istimewa.      Beberapa peralatan dapur keraton dan peralatan penting dalam pengangkatan Sri Sultan, dapat kita temui seperti bahan uborampe untuk melakukan penobatan Sri Sultan naik tahta, berbagai koleksi foto, perangko dan dokumen lain terkait dengan kegiatan yang ada di keraton, koleksi pribadi Sri Sultan, mulai dari batik, buku dan peralatan hobi.
      Sutanto merasa senang karena mendapat pengalaman dan wawasan baru tentang Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Dengan kunjungan tersebut memberinya gambaran lengkap tentang perjalanan hidup dari sosok Bapak Pramuka yang terkenal dengan semboyannya "Tahta Untuk Rakyat."
      "Alhamdulillah saya mendapat kesempatan ikut berkunjung di museum Bapak Pramuka. Kalau sekarang baru perwakilan andalan Kwarcab dan DKC, ada baiknya kedepan diilirkan untuk peserta didik pramuka se DIY. Saehingga jangan sampai warga DIY tetapi tidak mengenal Bapak Pramuka," harap Sutanto
      Sebelum meninggalkan museum pengunjung dikenalkan dengan Gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Nagawilaga yang biasanya dimainkan saat sekaten, namun semenjak pandemi Covid 19 belum pernah dimainkan kembali.Â