Mohon tunggu...
Sutanto Bantul
Sutanto Bantul Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan Penggerak Literasi

Guru Seni Budaya MTsN 3 Bantul

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Sutanto Sampaikan Buku kepada Pejabat Bantul

8 Januari 2025   11:14 Diperbarui: 8 Januari 2025   11:14 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sutanto menyampaikan buku karyanya kepada Kepala Disdikpora Bantul saat Workshop Menulis Berita, Selasa (7/1/2025) (Sumber: Panitia Workshop)

Guru MTsN 3 Bantul yang juga Ketua KGMI, Sutanto menyampaikan buku solo karyanya kepada para pejabat Bantul usai menyampaikan sambutan selaku penyelenggara Workshop Menulis Berita bagi Guru dan Tenaga Kependidikan se Bantul di Ruang Mandala Saba Gedung Induk Lantai 3 Pemda Bantul, Selasa (7/1/2025).

Adapun 3 buku yang diserahkan berjudul "Warta Penanda Kala" disampaikan kepada Kepala Disdikpora Bantul Nugroho Eko Setyanto, S.Sos.,M.M. Obituari "Mujiman Pejuang Pramuka Pejuang Masyarakat" kepada Kepala Balai Dikmen Bantul, Ismunardi, S.Pd.,M.M, dan "Jalinan Aksara Bermakna" kepada Kasi Dikmad Kemenag Bantul, Ahmad Musyadad, S.Pd.I.,M.S.I.

Sutanto menyampaikan buku karyanya kepada Kepala Balai Dikmen Bantul saat Workshop Menulis Berita, Selasa (7/1/2025) (Sumber: Panitia Workshop)
Sutanto menyampaikan buku karyanya kepada Kepala Balai Dikmen Bantul saat Workshop Menulis Berita, Selasa (7/1/2025) (Sumber: Panitia Workshop)
Sutanto menjelaskan, buku yang diserahkan merupakan buku solo yang ditulisnya melalui Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati. Dengan membuat buku solo dapat digunakan sebagai sarana menjalin silaturahiim dengan beberapa tokoh seperti Ketua Kwarda DIY, GKR. Mangkubumi, Bupati Bantul, H.Abdul Halim Muslih, Bunda Literasi Bantul, Hj. Emi Masruroh, S.Pd, Dosen FIB UGM, Dr. Novi Indrastuti, M.Hum, dll.

"Dalam menyiapkan even yang membutuhkan kolaborasi dengan para tokoh, saya hanya berbekal buku yang saya tulis. Kami haturkan sebagai cindera mata sekaligus matur agar tokoh tersebut berkenan kolaborasi. Alhamdulillah sampai saat ini teknik yang saya gunakan ini berbuah manis, artinya para tokoh tak berkeberatan berkolaborasi," terang Sutanto.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun