MTsN 3 Bantul yang berada di Manggung Wukirsari Imogiri Bantul, Jumat 4 Oktober 2024 pukul 08.58 diguncang gempa magnitudo 6,6. Akibat bencana tersebut  terjadi kerusakan ringan. Tidak ada korban jiwa, namun beberapa orang ada yang perlu dievakuasi dan mendapatkan penanganan awal yaitu Atha zannu raihan 7D yang tertimpa reruntuhan plafon, Dafa Andrea Pratama 7C terkena pecahan kaca saat berada di toilet, Zulfian Rizky Ramadan 8B terbentur dinding saat turun dari lantai 2 kelasnya, Rayinda Mar'atu kharisah 9E terjebak di kamar mandi dan Erna Yuni A terjebak di ruang guru.
Tim Evakuasi yang melakukan penyisiran dibantu Tim Pertolongan Pertama berhasil melakukan penanganan terhadap korban, namun korban yang keningnya terkena benturan harus dibawa ke Puskesmas Imogiri oleh Tim Transportasi untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Untuk para siswa yang telah berada di titik kumpul dan didata ecara teliti diberikan penguatan, arahan dan diajak berdoa agar tidak panik dan mendapatkan ketenangan jiwa oleh Tim Psikososial.
Itulah gambaran pelaksanaan Simulasi Penanggulangan Gempa Bumi yang diadakan MTsN 3 Bantul dengan fasilitator Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Jumat (4/10/2024).
Kepala Madrasah Tutik Husniati, S.Ag.,M.Si didampingi Korlap, Drs. Sutanto menjelaskan diselenggarakannya kegiatan tersebut adalah untuk menguji SOP yang telah disusun dan Tim yang telah dibentuk agar dapat diketahui efektivitasnya, serta untuk memberikan penyempurnaan jika terhadap hal yang belum sesuai, ditindaklanjuti untuk diperbaiki.
      "Sebelum simulasi madrasah sudah mengawali dengan adanya sosialisasi mitigasi bencana untuk siswa dan guru. Beberapa kali tim kecil bersama tim BPBD mengadakan pembahasan diantaranya membuat peta resiko, penyusunan rencana aksi, penyusunan tim siaga, penyusunan SOP, pelatihan, pembuatan media publikasi dan edukasi" terang Tutik.
    Â
  Tim dari BPBD yang dipimpin Rofi Eta mengapresiasi jalannya simulasi yang sudah berjalan dengan lancar. Dirinya melihat, dengan beberapa penjelasan yang telah dilakukan siswa menjadi paham apa yang mesti mereka lakukan. Rofi mengingatkan dalam melaksanakan simulasi jangan sampai ada korban. Untuk jeda dari tanda terjadinya gempa, menuju titik aman, diteruskan menuju titik kumpul masih terlalu lama."Saat mendata peserta di titik kumpul durasinya lebih dipercepat, dan diharapkan semua tim langsung bisa bekerja sesuai tupoksi masing-masing tidak harus menunggu perintah dari koordintor lapsngsn.," tegas Rofi.
Setelah simulasi dan evaluasi madrasah akan mengadakan penyempurnaan SOP dan Tim agar dapat dipedomani oleh warga madrasah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H