Mohon tunggu...
Sutan Syah Alam
Sutan Syah Alam Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Passionate on Architecture, Football, and other amusing things.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kesederhanaan Peran Seorang Gelanda Tengah

24 Mei 2014   23:41 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:09 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Everything should be made as simple as possible. But not simpler.” – Albert Enstein.

Dalam hal apa pun di dunia ini, sesuatu yang menjadi lebih simple berarti mengalami kemajuan. Kita dapat melihat hal-hal tersebut disekeliling kita. Banyak kategori-kategori entah itu pekerjaan, barang, atau apa pun yang mengalami perubahan menjadi simple atau sederhana namun memberikan dampak yang positif bagi kegunaannya. Dari hal kecil disekeliling kita terdapat gadget, fashion dll. Salah satu contohnya yaitu sebuah logo perusahaan. Entah dibidang apa pun perusahaan itu bergerak, suatu perusahaan wajib memiliki logo. Dan beberapa perusahaan banyak yang mengubah design logo mereka menjadi lebih simple. Hal tersebut dikatakan banyak orang memiliki dampak yang sangat positif bagi perkembangan perusahaannya. Kegunaannya sudah jelas, agar tiap orang dapat dengan mudah mengenali logo tersebut.

Dapat dikatakan bahwa menjadi lebih simple berarti mendatangkan sifat positif yang berpengaruh ke berbagai hal lainnya. Tak terkecuali dalam permainan sepak bola. Contoh yang jauh berbeda dari yang sudah disebutkan namun konteksnya sama.

Kita pasti pernah mendengar sebutan-sebutan tipikal pemain yang bermain sebagai gelandang. Peran mereka bisa menjadi box-to-box midfielder, deep-lying midfielder, ball-winning midfielder, central midfielder dan lain sebagainya. Pemain gelandang dengan peran seperti deep-lying midfielder kerap kali dipandang sebelah mata. Kadang orang melihatnya seperti pemain yang tidak ada gunanya. Tidak impresif dan memberikan pengaruh bagi tim. Ia tidak berduel dengan bek-bek lawan ketika sedang menyerang dan juga tidak berduel dengan para penyerang-penyerang lawan yang mencoba mencetak gol dengan berbagai cara.

Satu contoh pemain yang bermain diposisi ini adalah Michael Carrick. Orang lain kerap kali melihat dia hanya melakukan hal-hal yang sangat simple dan sederhana di atas lapangan. Banyak yang menyebutnya pemain yang suka bermalas-malasan. Lari sekedarnya ke sana ke mari untuk menerima bola dan kemudian mengopernya kembali tidak sampai 3 detik. Carrick juga sering kalah pamor dibanding Michael Essien, Lucas Leiva atau Iniesta. Essien dan Lucas mampu menghentikan serangan balik lawan, merebut bola, melakukan tackle dan berduel dengan pemain lawan. Iniesta pun lihai melewati pemain lawan, melakukan umpan terobosan, dan mencetak gol.

Lalu apakah peran gelandang bertipe seperti Michael Carrick?

Peran Michael Carrick adalah anomali sebuah standar formasi sepak bola modern. Boleh dikatakan sebagai ‘otak’ permainan Man Utd di dalam lapangan. Ia memang bukan seorang kapten yang memimpin anak buahnya. Tapi ia yang menentukan arah serangan. Ke mana bola akan didistribusikan, ke mana bola dapat diberikan ke teman yang berpeluang mengeksploitasi ruang dan kapan harus men-delay permainan saat lawan sedang melakukan pressing ketat.

Carrick memiliki visi yang luas yang tidak semua pemain punya. Iya melihat ke seluruh penjuru lapangan. Iya bisa menjemput bola dari kanan lalu mendistribusikannya ke kiri, depan, belakang atau pun sebaliknya. Permainan Carrick adalah yang paling simple di Man Utd. Tapi dampak yang ia berikan terhitung besar. Ia membantu Man Utd menjuarai English Premier League musim lalu sekaligus memenangkan penghargaan pemain Man Utd terbaik versi polling pemain.

Kini banyak pemain yang memainkan simple football dan melakukan peran yang sama seperti Carrick seperti Busquets, Schneiderlein, Verrati dan lain-lain. Kehadiran mereka di tengah lapangan seolah mewakili suara dari instruksi taktik dari sang manajer yang berdiri di pinggir lapangan.

Menjadi lebih simple tidak selalu memberikan dampak buruk, bahkan menciptakan sesuatu yang baru dan dampak yang positif.

“Football is simple, but its hard to play simple.” – Johan Cruyff

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun