“Hai,” balas Darma tak kalah gembira. “Bagaimana Kak Hasna dan Kak Santo, baik-baik?”
“Kami tidak apa-apa, cuma kaget saja tadi,” jawab Hasna.
“Rumah Kakak?”
Wajah Hasan berubah suram. “Entahlah,” jawabnya. “Dindingnya retak cukup parah, menganga lebar. Tikus pun pasti bisa melewati retakan itu. Kuda-kuda penyangga atapnya juga miring tadi, moga-moga atapnya tidak runtuh.”
“Kak Santo?”
“Di rumah. Jaga-jaga kalau ada apa-apa nanti. Rumah tidak bisa ditinggal begitu saja, kau tahu. Apalagi dalam keadaan seperti ini.”
"Yang penting semua selamat," ujar Darma pelan. Ia tak tahu harus berkata apa selain itu.
"Iya," sahut Hasna. "Tapi entahlah, apa kami berani tidur di dalam rumah nanti malam."
"Bagaimana dengan rumah Kak Santi?"
"Dia lebih beruntung. Rumah Kak Santi masih utuh tadi, retak-retak ringan saja di dindingnya."