Sore ini guetuye mengamati sepasang kekasih. Mereka nampaknya harmonis, misalnya pada titik temu yang sama makan potatos goreng, alias satu bungkus kentang berdua. Namun ketika pada suatu tempat, alam pikiran pikiran masing membangun demarkasi. Yaitu, karena adanya BB, alias teknologi komunikasi. Asyik berselingkuh dengan alat canggih komunikasi tersebut.
Seiring waktu berjalan usai merajut pada titik singgung seperti satu kentang berdua mereka pun beranjak alias meninggalkan ruang tanpa makna.
Dalam logika kesadaran , andaikata tidak ada alat komunikasi di antara kedua orang tersebut atau keduanya tidak membawa BB, pasti salah satunya adanya komplain.Mungkin satu di antaranya ada yang kecewa,karena diacuhkan satu sama lainnya. Timbul pertengkaran.
Hebatnya alat tersebut, tidak hanya membangun demarkasi, namun juga membangun kedamaian. Dengan dibuktikan tidak kontra di antara mereka. Luar biasa!!
Yang menjadi pertanyaan,Man. Apakah kedamaian yang mereka rasakan itu original atau bukan? Guetuye merasa itu kedamaian semu: Hubungan langgeng dalam kesunyian.
Lain halnya di gedung Dewan, ketua DPR, Wakil Ketua DPR dan anggota lainnya, sibuk bertukar pikiran; sibuk berdiskusi sana sini. Sang teknologi komunikasi mencoba menghadirkan sosok di ruangan tersebut, yang timbul malah malapetaka alias anggota Dewan membuka situs porno.
Berarti, tidak selamanya alat canggih itu membangun kedamaian. Keliatannya, membangun kedamaian sesama anggota Dewan, ya, namun tidak bagi pers. Barangkali saja, anggota pers yang melihat alat canggih tersebut alergi, atau mungkin saja ia adalah aktivis gerakan penghapusan teknologi informasi.
Nah, sekatang lutuye hati-hati dalam mengaktifkan alat komunikasi tesebut. Ini pesan guetuye, kelanggengan dalam kesunyian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H