Bila sama-sama orang „batak“ ribut memang seru. Mendengar perkataan Hotman Paris Hutapea, selaku kuasa hukum Anna Rudhyantina Legawati agar di “raja minyak” itu pulang kampung dan mencangkul saja sebagai petani karena tidak pantasorang seperti Ruhut tinggal di ibukota cukup menarik. Gaya gertakan “ batak” ini memang lazim terdengar sehari-hari di lapangan. Padahal mereka sebenarnya kompak.
Hotman mengatakan demikian Hotman di kantor Partai Demokrat, jalan Kramat raya 7 no.146 Jakarta Pusat, Rabu (27/7/11) karena kesal atas sikap Ruhut yang memalsukan dokumen dengan mengaku perjaka hanya untuk mendapatkan „ladang baru“ alias menikah lagi.
Tentu saja kali ini Hotman serius dalam menyelesaikan kasus kliennya sehingga berharap Ruhut diberhentikan dari jabatannya sebagai anggota Dewan karena sudah melanggar kode etik. Hotman minta sampai perkara kliennya dianggappepesan kosongkaya angin saja, harapan kami si Ruhut itu pulang ke Tapanuli, mencangkul di sana.
“Tipe Ruhut nggak pantes di ibukota ini," papar Hotman begitu yakin laporannya ke Dewan Kehormatan DPR/RI belum lama ini dan ke Dewan Kehormatan Partai Demokrat akan mendapat respon positif lantaran Ruhut, sebagai kader Demokrat sudah banyak membuat malu Partai.
Menurut Hotman, tindakan Ruhut memalsukan dokumen itu pelanggaran kode etik, dia kan sudah punya istri malah ngaku bujang ditambah lagi perilaku Ruhut di DPR yang acap berkata kasar dan tidak senonoh.
Yang jadi pertanyaan, bila “ladang baru” Ruhut berdomisili di Jakarta, tentu harus pindah juga ke Tapanuli? Namun, maukah Ruhut disuruh menjadi petani, dimana kekuatan tangannya jauh lebih lemah dibanding kekuatan bicaranya di gedung dewan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H