Mengapa buku "Suara Kita Suara Hening" kini dicari orang? Apakah isi buku itu sangat penting dalam menyampaikan kritik oto kritik? Atau karena yang membacanya mewakili elemen masyarakat? Seperti: [caption id="attachment_107600" align="alignnone" width="240" caption="Letjen (Purn) Kuntara, mantan Dubes RI di China"][/caption] [caption id="attachment_107601" align="alignnone" width="240" caption="Bambang Sulistomo, Dewan Integritas Bangsa"][/caption] [caption id="attachment_107603" align="alignnone" width="240" caption="Abdul Malik Rizal (Amrizal), pimpinan masyarakat mikro "][/caption] [caption id="attachment_108038" align="alignnone" width="240" caption="Suparman, pengusaha baru tambang "][/caption] Apa sebenarnya isi buku yang menjadi pemicu kemarahan aktivis di lapangan ini? Sampai saat ini SP belum dapat menggali apa yang menjadikan buku ini menarik untuk dibaca. Maklum, baru Jumat 20 Mei 2011 buku SKSH di-launching di Jakarta Media Center (JMC), Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H