Suara Kita Suara Hening
Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari Hans Suta Widhya yang telah dirilis dalam berbagai media massa, baik harian maupun mingguan sejak 1999. Harian antara lain, Rakyat Merdeka, Media Indonesia, Jurnal Indonesia, Media Bangsa, dan lain-lain. Sedangkan Mingguan antara lain SangSaka,Fokus, Starnews dan lain-lain. Semua rilis dimaksudkan menyampaikan pesan-pesan dari orang-orang yang terpinggirkan, yang terlupakan atau yang dilupakan. Mereka adalah pihak yang mengeluh soal upah, kesempatan berusaha dan pelayanan publik yang tidak aspiratif dan tidak akomodatif yang lazimnya kita baca dan dan kita lihat maupun kita dengar lewat media massa cetak, audio maupun visual. Nah, semua dikumpulkan dalam sebuah rangkuman buku agar lebih dapat disampaikan kepada khalayak ramai, bahwa inilah yang disuarakan melalui perwakilan jemari penulis.
Buku ini dibagi dalam 4 kelompok tulisan. Pertama, masalah perburuhan (Halaman 1 s/d Halaman 53). Kedua, masalah politik (halaman 55 s/d 142). Ketiga, masalah hukum ( halaman 144 s/d halaman 165). Dan terakhir, keempat, masalah masyarakat (168 s/d halaman199).
Sejak awal menulis Suara Kita Suara Hening, penulis Hans nampaknya menyadari tidak ada perubahan apapun karena sebuah tulisan yang telah disampaikan bila tanpa upaya yang sungguh-sungguh dari pihak yang dituju, baik itu lembaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
Dengan lihai Suara Kita Suara Hening (SKSH) dimaksudkan menyindir betapa sulitnya merubah keadaan yang ada hanya dengan “suara” yang sudah dirubah melalui bentuk sebuah tulisan. Yang paling keras benturannya adalah saat kita berhadapan dengan kekuasaan yang seakan tidak terusik oleh demonstrasi maupun kritikan melalui tulisan.
Menurut penulisnya, Kita adalah penulis itu sendiri, anda dan mereka yang mempunyai kepedulian sosial, atau siapapun orang yang peduli dengan tanah air. Sehingga dapatlah kiranya bermakna bahwa “kita” adalah juga komunitas cinta tanah air (KITA) yang berupaya menyampaikan informasi, berupa saran dan kritik, atau hanya sekedar keluhan belaka.
Jelaslah tulisan ini bermaksud membuat kritik otokritik bahwa suara kita merupakan suara hening, suara yang tidak memberikan makna apapun atau suara yang tidak mendapat tanggapan apapun bagi kekuasaan. Penulis menyadari banyak kelemahan yang dilakukan dalam pembuatan bunga rampai tulisan yang berumur hampir setahun dua tahun dari usia kelahiran Reformasi 98 ini. Sehingga saran dan kritik sangat penulis hargai demi penyempurnaan buku-buku selanjutnya. Namun, percayalah kita harus tetap menulis untuk sesuatu yang kita rasakan penting dan perlu!
Awalnya buku SKSH akan diluncurkan di Jakarta pada 10 Nopember 2010. Namun, karena berbagai kendala pengumpulan materi yang terserak da agak sulit dikumpulkan, maka barulah 6 bulan kemudian buku SKSH rampung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H