Komentar seorang politisi Partai Golkar yang menggadang-gadangkan Ibas, Sekjen Partai Demokrat menjadi wakil presiden mendampingi Ical sangat keterlaluan. Fenomena ini mirip dengan apa yang terjadi di jaman Orba dulu.
Jaman Orba, anak keturunan penguasa di negeri ini dengan mudah mendapat posisi apapun. Bisa menjadi pengurus partai, bahkan bisa menjadi menteri. Nampaknya, yang dikatakan politisi Partai Golkar dengan back ground artis tidak punya dasar kuat, kecuali demi menjilat pantat saja.
Bila menghitung Ical sebagai calon presiden, rasanya masuk akal. Namun, begitu mendengar sandingannya adalah Ibas, maka selera makan guetuye langsung ambruk usai membaca berita tersebut.
Mau dibawa kemana negeri ini oleh orang-orang yang asal gobleh? Kalau mau ngecap, silakan saja. Namun, jangan karena melihat jabatan Ibas di partai cukup tinggi: ngaco boleh ngaco, namun seharusnya ngaca dulu deh,
Perhitungan di atas sangat keterlaluan: ngaco nggak ngaca!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H