Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mbah Maridjan Melakukan Ketololan?

2 November 2010   00:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:55 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_311211" align="alignnone" width="220" caption="Deddy Mizwar,google.ccom"][/caption]

Hampir semua kompasianers lebih suka memuji sikap militant dari Mbah Maridjan yang menjaga gunung Merapi (kuncen Merapi). Tapi, tidak bagi artis beken, Deddy Mizwar. Artis yang tidak memahami makna "abdi dalem" ini sempat membuat komentar kontroversial di Jakarta, Kamis (28/10). Ia justru melihatsosok Mbah Maridjan yanghanya berdiam saja saat bencana datang dinilai suatu ketololan. Menurut Deddy “sang komodo” Mizwar, sikap Mbah Maridjan yanghanya diam saja pada saat bencana datang  dinilainya  sebagai sebuah ketololan saja. Tetap bertahan di lereng Merapi menurut Deddy Mizwar merupakan suatu tindakan menzalimi diri sendiri. Karena, sudah tahu akan meletus tetapi hanya  menganjurkan orang lain untuk mengungsi dan sedangkan ia sendiri malah bertahan di daerah berbahaya. Ini sama sajaMbah Maridjan sudah tahu bencana akan datang, namun dia tidak mau menerima pertolongan Tuhan.

Mbah Maridjan dianggap menzalimi diri sendiri, karenamenurut pandangan Deddy, kenapa sudahjelas akan ada bencana datang mengapa tidak juga lari? Sehingga, logika Deddy mengatakan, bukan karena Tuhan tidak menolong, namunkarena pertolongan Tuhan sudah datang, dianya nggak mau menerima pertolongan Tuhan.

Bagaimana menurut Deddy tentang wartawanyang meninggal di sana untuk menyelamatkan Mbah Maridjan? Menurut Deddy Mizwar, itu nggakapa-apa, karena itu bukti kepedulian si wartawan kepada sesama, karenaprofesi wartawan tidak selamanya mencari berita saja, tapi juga bisa melakukan aksi kemanusiaan.

Jadi,yang indah sebenarnya kematian menurut Deddy apa? Apakah ia hanya memaknai  mati berperang di jalan Allah tidak menyisakan tempat dengan contoh yang dilakukan Mbah Maridjan sebagai abdi dalem? Sebaiknya, kita diskusikan ini nanti…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun