Menurut bekas Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Muzadi, Jumat (18/5), semua yang telahdiputuskan oleh Polri untuk tidak mengeluarkan izin konser Lady Gaga sudah tepat. Sebab, hal itu bukan saja masalah keimanan saja namun juga adalah aspekmanfaat dan mudharat.Menurut Hasyim, jika konser tetap dipaksakan niscayatimbul kerawanan 'perang budaya' antara Indonesia dan Amerika. Untuk itulah ia berharap siapapun yang mengagungkan perspektif HAM haruslah memikirkanhal-hal yang merusak serta menciptakan kerawanan.
Pengusaha jangan hanya memaksakan nafsu mencari keuntungan belaka dalam berbisnis tanpa mempertimbangkan ancaman stabilitas di tanah air.
Menurut JJ. Amstrong Sembiring SH MH, sampai saat ini gerakan yang sangat ideologis masih ada di dalam ormas-ormas Islam di tanah air. Inilah yang membentengi negeri ini dari pengaruh dunia Barat. Nah, inilahyang tidak ada dalam diri pengusaha di tanah air.
Menurut pengacara kondang satu ini, ibaratnya saat ini pengendalian diri dari orang yang tamak dalam “memakan apa saja” tidak dapat bergantung pada undang-undang dan peraturan yang ada, serta hukum positif di tanah air saja. Perlu juga sikap protektif yang muncul dari bawah tanpa rekayasa. Nah, itulah yang dinamakan sebagai aspirasi sikap yang positif.
Guetuye kali ini sepakat dengan lawyer satu ini, kita hendaknya jangan jadi bangsa pemamah biak—yang memakan segala tanpa mau memproduksi dari nilai-nilai budaya yang ada di tanah air. Menghilangnya eksistensi musik Melayu di tanah air karena masuknya gelombang musik dangdut yang tidak mencerminkan budaya nusantara, hingga hari belum juga ada pembahasan.
Bagaimana menurut para kompasianer, apa punya usul lain? Atau, kita ketawa saja bareng-bareng melihat kelucuan TV-One yang membahas begitu pentingnya Lady Gaga, sehingga menjadi polemik di ruang Jakarta Lawyer Club ?
He he he.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H