Katanya negeri makmur Jamrud khatulistiwa surga dunia di Asia Tapi, mengapa orang mikro dan kecil masih banyak mengandalkan pengobatan seperti ini: [caption id="attachment_123011" align="alignnone" width="480" caption="seakan putus asa di bantalan rel keretapi"][/caption] Bukan saja dengan posisi di atas, tapi juga seperti ini: [caption id="attachment_123012" align="alignnone" width="480" caption="begitu cemasnya "][/caption] Apakah ada di negara lain yang se-berani ini: [caption id="attachment_123014" align="alignnone" width="480" caption="yang bertopi merah ini mungkin sudah pengalaman menghadapi keretapi"][/caption] Padahal dipikir-pikir apa saja saja sih kekurangan pemerintah dalam menyediakan pelayanan kesehatan? [caption id="attachment_123015" align="alignnone" width="480" caption="melamun atau memang benar-benar mampu menghadang laju keretapi?"][/caption] Apa iya ini gara-gara koruptor? Yang menyebabkan biaya pengobatan menjadi mahal? Yang bikin harga pendidikan menjadi mahal. Padahal menurut Asep Mulyana yang pernah kuliah pasca sarjana di Norwegia, kuliah di sana lebih murah dibanding di Universitas Indonesia sekalipun. Apalagi di Universitas Pelita Harapan dan universitas elit lainnya di tanah air. Konon, para koruptor juga dianggap memacetkan lalu-lintas dengan kendaraan yang lebih dari 1 unit dimilikinya. Busyet deh! Jadi, siapa dong yang salah? Masak gitu aja, kawan-kawan nggak berani komentar sih di sini? NB: Terus terang, terang terus SEMUA FOTO Milik VIVA NEWS; yang lain bikin sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI