Sejak booming stand up comedy (SUC), maka latihan SP perketat. Mengingat ruang dan waktu yang sempit, maka di setiap kesempatan dilakukan akting untuk terbiasa di depan panggung membawakan materi. Ini membuatku menjadi “materialistis”, yaitu semua hal harus mampu kurubah sebagai materi SUC.
**
Sejak sering membaca buku stand up comedy (SUC) di dalam bus selama dalam perjalanan telah terjadi perubahan mendasar, yaitu sering berdiri tidak mendapatkan tempat duduk
**
Turun dari Bus di Pancoran, lalu kuteriakkan suara lantang STAND UP COMEDY....” Sambil membentangkan kedua belah tangan dihadapan Patung Pancoran.
Bukan itu saja, begitu tiba Metromini 640, setelah duduk beberapa detik di bangku depan pintu kemudian pindah duduk ke bangku belakangnya, berkata agak tegas, "Stand Up Comedy".
Kontan membuat penumpang di dalam metromini kaget, bahkan itu pun terlihat meski ia memakai masker penutup mulut demi menyesuaikan dari polusi Jakarta.
**
Usai turun dari Metromini, SP berjalan menuju kantor yang dituju di bilangan Empang Tiga, Kalibata Timur, Jakarta Selatan. Setiap 9 langkah "meneriakkan" kata SUC dengan mimik belaka tanpa suara dan hanya bentangan tangan seadanya (agar tidak mengganggu kedaraan yang lalu lalu-lalang).
Hmm, kalau sudah begini, berani bertaruh orang melihat SP pasti berpikir, "Apakah ini yang nama walking comedy atau walk up comedy?"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI