Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bung Karno: Tuan Castro, Lawan Imperialisme dimanapun!

6 Mei 2011   23:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:00 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_106543" align="alignnone" width="400" caption="Bung Karno: "][/caption]

Tujuan Bung Karno ke Cuba pada 1963 adalah untuk mempererat pertalian Asia-Afrika-Amerika Latin . Presiden Soekarno disambut oleh Pemimpin Revolusi Cuba Fidel Castro terlihat disini Presiden Soekarno(Bung Karno) sedang memberikan amanah salah-satunya mengenai Dana-dana Revolusi yang dialokasikan juga untuk Cuba dalam rangka melawan Imperialisme Amerika. Perdana Menteri Cuba Fidel Castro dan Presiden Cuba Oswaldo Dorticos. Dalam pada saat itu Presiden Soekarno juga menyinggung tentang Jaminan Emas dari Indonesia atas nama Soekarno sebanyak 97 milyar US Dollar untuk dirunding bersama DUBES Jenderal AM Hanafi  dan Fidel Castro dalam rangka mengkondisikan Imperialisme Amerika yang mengancam Perdamaian di Asia Tenggara.

Pada tahun 1964 pertemuan Dua raksasa Jenderal TNI AM (Anak Marhaen) Hanafi yang mewakili Presiden Soekarno Panglima Perang dari Dunia ke Tiga, dan Perdana Menteri Cuba Fidel Castro (Pelopor Kekuatan Angin Taupan Revolusioner yang menantang Kekuatan-kekuatan Barat sejak 1959. Adityo BM Hanafi mengarungi semua kejadian-kejadian ini laksana Kapal Tempur yang mengarungi gelombang maha dahsyat, pada era pergolakan tahun “60an” dalam menjalankan Amanah The Holly Triangle.

Beberapa minggu sebelum menjalankan misi sebagai Duta Besar RI di Cuba. Presiden Soekarno berfoto dengan Keluarga Jenderal TNI . AM Hanafi. Kedua matanya bersinar bagaikan dua matahari yang memancarkan panas menyilaukan mata di dalam satu kesatuan langit dan bumi seperti Indonesia dan Cuba. Debu pertempuran beterbangan di Asia Tenggara Dua Kekuatan Raksasa saling berhadap-hadapan antara Kekuatan Barat dan Kekuatan The New Emerging Forces yang diilhami oleh Spirit Konferensi Bandung 1955 dipimpin oleh Presiden Soekarno, yang pada saat tahun “60an” menantang dan bertempur melawan Barat dalam satu pertempuran tanpa ampun, bagaikan Dua Naga berebut Mustika.

[caption id="attachment_106545" align="alignnone" width="501" caption=" Dari kiri ke kanan, Adityo BM Hanafi, Diaz Hanafi, AM Hanafi, Presiden Soekarno, Soekendah Hanafi ( Ibunda Adityo Hanafi ) , Nuri dan Yanti anaknya. (Humas BIP45)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun