Selama ini, kasus pendataan penduduk menjadi isu penting yang belum terselesaikan. Yang paling krusial adalah saat menjelang Pemilu 2009 dan Pilpres dimana data penduduk seakan dicurigai "dikuasai" oleh rezim yang berkuasa. Tak pelak betapa penting identitas diri sebagai warga negara di jaman modern ini. Begitu pentingnya data penduduk, sehingga proyek megapenting pembuatan KTP Elektronik (E-KTP) tidak bisa ditunda lagi.
Baru ada satu menteri yang berani mempertaruhkan jabatannya bila dinilai gagal menjalankan tugasnya, yaitu Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi. Menjelang akhir Agustus 2011 lalu, ia berjanji akan meletakkan jabatan andai proyek E-KTP sampai akhir 2012 ternyata gagal. Menurutnya, semua itu adalah tanggung jawabnya karena telah banyak memakai uang negara namun tidak menghasilkan kinerja yang baik. Yang menjadi ukuran kegagalan itu, andai sampai akhir 2012 sistem dan perangkat E-KTP tidak bisa beroperasi maksimal di 197 kabupaten dan kota atau 50 juta penduduk yang sudah ditargetkan bisa melaksanakan E-KTP sampai akhir 2012.
Hari ini, pelaksanaan E-KTP tinggal 14 bulan lagi. Apakah sisa batas waktu ini Gamawan mampu menyelesaikan ambisinya?
Sepanjang Pantura, saat SP menyusuri Semarang, Kudus, Pati, Tuban hingga Surabaya pemkab dan pemkot yang dilalui memasang spanduk E-KTP.Mereka siap melaksanakan E-KTP. Namun, yang belum siap mungkin saja peralatannya dan para teknisi yang melaksanakan pembuatan E-KTP. SP sendiri siap mempunyai E-KTP, dimana seluruh data akan terintergrasi melalui benda magnit nan canggih tersebut: akan terlihat sebagai besar data diri.
)))))
Diringkas menjadi http://adf.ly/3DOzT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H