Anas Urbaningrum mengembalikan mobil dinas KPU,http://adf.ly/27YK0 demikian judul berita di Tempo pada 12 Januari 2004. Sejenak publik terkesima dan bersimpati dengan "kemalaikatan" diri Anas. Ranah politik seakan membuka wacana,"masih ada anak muda yang jujur dan mau berkata benar walau pahit!"
Namun, itu sangat jauh berbeda sekali dengan yang terjadi 7 tahun kemudian sejak kasus raibnya Nazaruddin Hoja ke luar negeri. Pada 17 Juli kemarin ketika menghadiri acara Milad Nadhatul Ulama yang ke-85 di Stadion Gelora Bung Karno, http://adf.ly/27YMA Anas begitu ketat dikawal oleh 4 orang lelaki dengan perawakan bodyguard sehingga kawan-kawan insan pers tidak dapat memintai keterangan yang memadai seputar keterlibatan istrinya dalam kasus megaskandal yang melibatkan Nazaruddin dan oknum-oknum partai berlambang 3 berlian ini.
Harapan masyarakat yang mendambakan sosok pemimpin yang bersih bak khalifah atau sekelas wali ternyata pupus. Hingga kini diragukan, apakah Anas bersih dari kesalahan yang melibatkan Nazarudin Hoja yang kini belum juga kembali dari pengembaraannya dengan alasan berobat ke Singapura? Aku sebagai sebagai rakyat dan engkau sebagai wakil rakyat tidak punya komunikasi yang baik, minimal transparansi informasi publik tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Indonesia masih diselimuti hutan kebohongan!
Anas seakan menyanyikan lagu Broery,"Aku begini Engkau begitu".
Aku Begini Engkau Begitu
oleh: Rinto Harahap
Di dalam tidur, didalam doa
kita berjanji
Kita bersama, kita bersatu
bergandeng tangan
Di alam nyata, apa yang terjadi
buah semangka berdaun sirih
Aku begini, engkau begitu
sama saja
Di dalam tidur, didalam doa
kita berjanji
Membuka pintau, buka jendela
bersama-sama
[Reff:]
Tapi lihatlah, apa yang terjadi
kita terkadang berbeda rasa
Aku begini, engkau begitu
sama saja
Ibu bapaku, ayah bundaku
entah kemana
Ingin bertanya, aku tak tahu
pada siapa
Air mataku dan air matamu
apalah gunanya
Engkau begitu, aku begini
sama saja