Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Mahasiswa Kena Tonjok Kapolres, Sopir Kena Tonjok Pemilik Angkot

15 Juni 2013   07:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:00 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1371257406813064502

Isu kenaikan BBM laksana BOM meledak di samping perempuan latah! Sompretttt! Eh, sompreeeeetttt! Dengan arogan Kapolres Jakarta Pusat memukul  salah seorang pengunjuk rasa penolakan kenaikan BBM kemarin di seputar Salemba. Kini Laode, sang pengunjuk rasa dirawat di rumah sakit PGI, Cikini, Jakarta Pusat. Wajahnya memar terkena bogem mentah sang Kapolres. Begitu info pesan BBM  yang kami dapat dari Ipul Lonthor, ketua Komisariat pada rencana Aksi, Sabtu (15/6) sore ini pukul 15. [caption id="attachment_248960" align="alignright" width="333" caption="(Bukan)Peragaan Tonjokan Terhadap Demonstran Laode Kamaludin"][/caption] Info di atas merupakan titik kecil info yang kami dapatkan dari puluhan, ratusan atau ribuan aksi penolakan kenaikan harga BBM kali ini dalam era pemerintahan SBY tahap kedua. Bagaimana dengan para pengendara angkutan kota? Teguh, salah seorang sopir angkot 44 (Karet Tengsin - Kalimalang), Kamis (13/6) mengeluh dengan setoran yang semakin sulit dicapai. Rute jalan macet sekali sepanjang Karet menuju arah Kasablanca, Kuningan. Ia menceritakan bagaimana bedanya tahun 1998 dimana setoran masih Rp.85.000 dengan diisi 20 liter bensin. Sekarang setoran mencapai 350.000 tanpa pengisian bensin sama sekali. Pemilik roda angkot 44 adalah Hj. Etty yang menjadi kaya raya dari keringat para sopir. Pada saat jaman Adi Sasono menjadi Menkop pengusaha angkot ini mendapatkan kemudahan kredit kepemilikan angkot dengan cara mengajukan nama-nama para sopir sebagai anggota Koperasi angkutan. Namun, uang pinjaman sebesar plafon kredit (50 juta/orang) dipakai sebagai upaya menambah unit mobil baru, karena kebutuhan angkutan penumpang semakin tinggi. Jalur Angkot 44 memang "jalur gemuk", namun para sopir hanya kenyang oleh rasa susah: susah setoran, dan susah lagi kenaikan harga setoran yang mungkin akan diberlakukan selagi atau sesudah keputusan kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Mahasiswa kena tonjok Kapolres, sopir kena tonjok pengusaha dalam rupa jumlah setoran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun