Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jakarta Gonjang-ganjing

25 Maret 2012   10:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:30 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta gonjang-ganjing disuarakan di Kampus Universitas Merdeka (UNMER) Pasuruan, Kamis 23 Maret 2012. Tampil sebagai nara sumber dalam Dialog Nasional "Reposisi Indonesia dalam Tata Dunia Baru"  adalah Mayjen (Purn) Saurip Kadi; Hatta Taliwang; Justiani dan Pong Hardjatmo.

Saurip Kadi membahas betapa salah kaprah di negeri ini terus dilestarikan, antara bentuk presidensial dan parlementer. Terlihat, dimana calon anggota Dewan berkampanye seolah ia akan menjadi  eksekutif (pemerintah) yang sewajarnya disampaikan oleh seorang calon presiden, sementara itu presiden kekuasaannya saat ini seperti dibatasi oleh anggota Dewan--yang sebenarnya sederajat, yaitu sama-sama lembaga tinggi negara. Namun, sejak "fungsi" MPR sudah berubah tidak lagi sebagai lembaga tertinggi negara, maka keberadaan presiden pun tidak perlu lagi menyampaikan pertanggung-jawaban kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Sejumlah jenderal (purn) dan politisi menurut Saurip berkumpul menamakan dirinya DEPAN(dewan penyelamat negara).  Ia melihat, pranata sosial, budaya kita jauh tertinggal, dimana salah kaprah antara buruh dan majikan sudah  menjadi fenomena yang salah. Buruh menurut istilah Saurip adalah abdi pemerintah, sedangkan majikan itu adalah rakyat, yaitu pihak yang membayar gaji kepada buruh melalui pembayaran pajak.

Kesalahan sistem terjadi ketika sudah tidak ada lagi GBHN dalam pemerintahan saat ini sejak tumbangnya Soeharto. Pemerintah seakan menjadi negeri yang  berjalan tanpa pilot atau nahkoda.

Agar tidak jenuh Dialog Nasional diisi oleh family music dan lawakan dari grup colak-colek seperti di bawah ini:

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun