Pisau hukum hanya tajam ke bawah. Tegas memotong yang lunak, lemah, dan tidak kuasa. Namun, bila berhadapan dengan yang di atas, seperti orang berduit dan berkuasa, maka pisau itu mendadak tumpul. Lihat saja, kasus yang dialami oleh pencuri kakao, semangka, sandal, bahkan piring ! Sungguh lucu! Memalukan! [caption id="attachment_158470" align="aligncenter" width="565" caption="Hei Hukum! Kok beraninya sama orang kecil dan lemah saj?!"][/caption] Padahal orang-orang yang mencuri itu, bisa jadi digolongkan karena terpaksa, tidak mampu dan alasan kepepet lainnya. Sedangkan orang besar, kuasa dan berduit, sudahlah memiliki kekayaan dari hasil yang halal, masih juga menambah dengan cara yang tidak halal yaitu dengan cara korupsi,kolusi dan nepotisme. Yang paling tragis, adalah pengadilan Rasminah yang telah memasuki tahapan di Mahkamah Agung, dimana lembaga terhormat itu tetap mempertahankan hukuman 130 hari terhadap Rasminah. Ini bukti, bahwa hukum sangat tajam memotong,atau mengadili orang lemah. Sedangkan terhadap Nunun, Nasrudin, dan Miranda Swaray Gultom hingga Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng, maka hukum seakan mati kedinginan karena menggigil: bak melihat hantu !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H